
CIPUTAT, salakaNews.com – Tangerang Selatan (Tangsel) tak hanya dijuluki sebagai Kota Mandiri, tapi juga memiliki banyak kemajuan, hal ini tercermin dari masyarakatnya yg selalu melakukan inovasi dalam berbagai hal.
Diantaranya pada bidang cocok tanam, seperti tanaman anggur yang kini diminati warga.
Ketua Komunitas Aanggur Tangerang (KAT) Roy Nurdin, mengatakan, komunitas anggur Tangsel saat ini sedikitnya telah membudidayakan 60 jenis varian tanaman buah bernama latin Vitis Vinivera.
“Ke-60 varian itu didominasi asal Ukraina. Tanaman anggur tersebut saat ini ditanam di green house Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kota Tangsel di Jalan Pertanian nomor 1, Kelurahan Jombang, Ciputat, Tangsel,” ujar Roy.
Saat ini kata dia, terdapat 250 anggota yang tergabung di dalam komunitasnya. Dengan latar belakang profesi yang beragam.
“Sampai saat ini anggota KAT ada 250 orang, profesinya bermacam-macam, ada polisi, tentara, pengacara, security, supir sampai pengusaha. Animonya termasuk tinggi untuk tanam atau budidaya anggur ini,” ujar Roy.
Lebih lanjut dikatakannya, musim hujan seperti saat ini menjadi waktu yang sangat rentan bagi tanaman anggur. Ancaman jamur dan mahalnya pupuk itu salah satu tantangan dari KAT.
Roy menuturkan, keputusannya untuk mengembangkan tanaman buah anggur dimulai sejak dirinya terjun sebagai pegiat lingkungan. Ia merasa prihatin semakin sedikitnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Melalui cocok tanam inilah dia merasa turut berkontribusi dalam memperbanyak oksigen untuk lingkungan yang manfaatnya dapat dirasakan bagi semua makhluk hidup.
Kiprah Roy rupanya direspon baik oleh pemerintah kota setempat. Walikota Tangsel Benyamin Davnie sampai turun langsung meninjau lokasi pembudidayaan tanaman anggur tersebut.
Pada acara ulang tahun ke-dua Komunitas Anggur Tangerang (KAT) (Kamis, 13/1) di Balai Penyuluhan Pertanian, Ciputat, Tangsel, Benyamin menilai budidaya anggur tersebut perlu dikembangkan secara maksimal. Jika perlu Benyamin ingin kota Tangsel menjadi pusat kota anggur.
“Kita akan dorong Tangerang Selatan selain menjadi kota Sentra Anggrek, juga menjadi Kota Anggur. Melihat potensi dan pasarnya masih terbuka sangat luas,” ujar Benyamin.
Menurutnya pemberdayaan anggur yang tak memerlukan lahan besar ini, telah sejalan dengan visi pembangunan pertanian di wilayahnya ini.
“Pembangunan pertanian di Tangerang Selatan diprioritaskan ke pertanian sektor lahan kering holtikultura bukan pertanian lahan basah karena keterbatasan ruang yang ada,” tuturnya.
Ia yakin, tekadnya ini dapat mendorong pemberdayaan perekonomian masyarakat.
Senada dengan Benyamin, Dirjen Pertanian Holtikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, memberikan apresiasinya komunitas anggur di Tangsel yang telah berhasil dengan Urban Farming ini.
Sebagai perwakilan pemerintah pusat, ia menyatakan bahwa dirinya siap akan memberikan fasilitas kepada komunitas anggur ini.
“Asalkan lahannya clear and clean. Dianjurkan agar perlu juga dipikirkan proses bisnis ke depannya seperti apa untuk skala yang lebih luas,” tandasnya.
(Red/hmstangsl)