
SERANG, salakaNews.com – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Imaduddin Sahabat, mengatakan di tahun ini (2022) perekonomian Banten tumbuh 4,9 persen, meski hal ini kondisi Banten khususnya dan Indonesia pada umumnya dilanda pandemi selama hampir dua tahun berturut-turut.
Selain masalah covid-19, secara global kondisi dalam negeri juga terkena dampak akibat perkembangan geopolitik.
Saat ini kata dia, beberapa negara membatasi pasokan barang baik dari dalam ke luar maupun dari luar ke dalam sehingga memicu inflasi.
Ada pun perekonomian Provinsi Banten lanjutnya, pada Triwulan I Tahun 2022 tumbuh sebesar 4,9 persen. Realisasi investasi asing (PMA) berada di peringkat 6 Nasional dengan nilai sekitar $712 USD. Sedangkan realisasi investasi dalam negeri (PMDN) berada di peringkat 7 Nasional dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.
“Penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) peringkat 2 setelah DKI Jakarta. Penjualan online UMKM tertinggi di Indonesia,” ungkap Imaduddin Sahabat, saat menjadi Pembicara Seminar On Sustainable Economy: Accelerating Investment On Green Industry And Implementation Of Local Currency Settlement (LCS) For Sustainable Economic Growth di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Kampus Sindangsari Jl. Raya Palka Km 3, Kabupaten Serang, Senin (27/6/2022).
“Provinsi Banten berpotensi menjadi basis green economy Indonesia,” tandasnya.
Sementara ketua program studi akuntansi fakultas ekonomi universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mengatakan, pertumbuhan ekonomi selayaknya mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Hal ini kata dia, hampir 90% industri di Indonesia masih bergantung impor bahan baku sekaligus tersandera mata uang asing dalam hal pembayarannya.
“Untuk mendukung keberlangsungan dan mengurangi ketergantungan pada matahari uang asing khususnya dolar maka digunakan LCS (lokal currency settlement) untuk memelihara hubungan dagang agar tetap berlangsung dengan baik” kata Ahmadi.
Pada kesempatan yang sama Pj Gubernur Banten Almuktabar mengatakan ada dua hal utama terkait investasi di provinsi Banten. Yakni mempertahankan yang sudah ada dan mengudang para investor sebanyak-banyaknya untuk menanamkan investasi di Banten untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat secara luas.
“Dua strategi kebijakan investasi pemprov Banten, pertama memelihara industri yang ada, kedua mengundang para investor agar menginvestasikan modalnya di Banten” kata Almuktabar.Hal itu diungkap Al Muktabar saat menjadi Pembicara Utama (keynote speaker) dalam Seminar tersebut.
Lebih lanjut dikatakan Almuktabar, saat ini terdapat 14 kawasan industri yang diisi oleh 4000 lebih industri besar dan menengah. Bila ditambah dengan UMKM jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu pelaku usaha.
Hal inilah yang menjadi modal untuk pemulihan ekonomi di Banten.
Selain itu lanjut Almuktabar, peluang terhadap amanat pembelanjaan APBD sebesar 40% untuk produk dalam negeri khususnya produk lokal, telah ditindaklanjuti oleh Pemprov Banten dengan cara membuat katalog lokal dan mengembangkan toko daring (market place) yang saat ini telah menampung lebih dari 200 ribu pelaku UMKM.
Oleh karena itu Pj Gubernur Banten yang menggantikan Wahidin Halim itu berharap digelarnya seminar tersebut dapat menjadi masukan bagi dirinya dan Pemprov Banten untuk melakukan langkah-langkah strategis bagi pembangunan Banten ke depan.
“Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menjadi lebih baik di masa depan, saya berharap dari seminar ini ada hal-hal faktual yang bisa direalisasikan. Rumuskan secara realistis dan kurangi teoritik” pungkasnya.
(red)