STISNU Gelar Dialog Kebangsaan: ‘Kebhinekaan Dalam Dinamika Politik’

0
514
views
Dialog Kebangsaan yang digelar oleh STISNU Kota Tangerang. (foto: dok)

 

Salakanews,Tangerang- Nilai Kebhinekaan seharusnya dibarengi dengan rasa kebersamaaan dalam umat beragama untuk pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bahwa kesetaraan hak dan kewajiban dalam membela dan menjaga bangsa demi keutuhan negara, dan juga kesetaraan dalam membangun bangsa dalam partisipasi pesta demokrasi.

Hal itu disampaikan Romo Harmantoni, selaku perwakilan dari FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) pada acara Dialog Kebangsaan yang digagas oleh STISNU Tangerang dengan tema; ‘Kebinekaan Dalam Dinamika Politik’ bertempat di  Aula (Kh. Hasyim asy’ari) Kampus STISNU Nusantara Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan II Cikokol Tangerang, Minggu (18/03/18).

Dalam kesempatan itu Romo Harmantoni mengatakan, manusia yang lahir ke bumi pada dasarnya tidak pernah memilih dimana ia tinggal, dari etnis mana ia berasal, dan dari agama apa ia berkeyakinan.

“pada dasarnya manusia diciptakan bermacam etnis dan ras sebagai kekuasaan Tuhan yang absolut,  kita tidak bisa memilih lahir untuk suatu etnis dan golongan yang mana”. Kata Romo Harmantoni.

Sementara KH. Arief Hidayat selaku Khatib Syuri’ah PCNU Tangerang mengatakan kalimat secara eksplisit dan sederhana dalam sambutannya, “jangan ada dusta diantara kita,” Ungkapnya, pada kesempatan itu ia sedikit menyoroti terkait dinamika politik yang kerap terjadi, dimana kepentingan politik golongan sering dibalut oleh agama yang mengarah kepada isu SARA, terlebih lagi jargon agama sebagai senjata pamungkas dalam perpolitikan.

“Agama tidak perlu dibela, kita bela saja negara kita, dan kita jaga semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Karena Tuhan menciptakan manusia kedalam berbagai macam golongan dan untuk disatukan” katanya.

Rafael Udik Yunianto mewakili FKUB, mengapresiasi dialog Kebangsaan tersebut, dalam kesempatan itu Rafael UY. Mengatakan dinamika politik yang belakangan ini terjadi, dimana agama kerap menjadi komoditas politik. Pemimpin sebagai wakil rakyat kini nyaris tak lagi berorientasi pada kepentingan rakyat dan kemaslahatan umat. Kontestasi politik yang orientasinya lebih kepada kepentingan pribadi dan kelompoknya (partai).

“Merawat Kebhinekaan tidak hanya dari acara dialog maupun seminar saja, melainkan penerapan dari nilai tersebut dalam kesehariannya”. Tandasnya,

selain itu kata Rafael, Agama seharusnya bisa menjadi landasan kesejahteraan umat dalam penentuan arah perpolitikan di Indonesia, menjadi landasan etika dalam berpolitik dan beragama.

H.M. Qustulani Selaku Wakil Rektor STISNU Nusantara, dalam sambutannya memberikan apresiasinya secara hangat kepada seluruh tamu undangan yang hadir dalam antusias tinggi. Beliau juga menyampaikan prihal rawannya isu SARA yang sudah mulai masuk di kalangan sekolah tingkat bawah, menengah, hingga tingkat tinggi yang kerap kali menjadi alat pemecah belah bangsa.

“Walaupun Agama dan keyakinan kita berbeda,  namun tanah kita sama,  tumpah darah kita tetap sama,  yaitu tanah air Indonesia. Karena Tuhan menciptakan manusia dalam beberapa golongan, dan marilah kita berkasih sayang dalam Kebhinekaan”. Tambahnya haru.

Ketua Panitia Jajat Sudrajat sekaligus Ketua PAC GP ANsor Kecamatan Tangerang mengatakan, penyelenggaraan kegiatan ini merupakan bentuk kecintaan pada tanah dengan mengangkat esensi kebersamaan antar ummat beragama yang mampu mewujudkan sebuah dialog yang menyentuh sisi hubungan sesama manusia, dinamika politik yang berkembang saat ini.

Diketahui STISNU Nusantara Tangerang merupakan Sekolah Tinggi NU pertama yang ada di Tangerang, sementara acara yang diselenggarakan digagas oleh PAC GP Ansor Kecamatan Tangerang dengan dihadiri oleh beberapa Ormas Pemuda dan Lintas Agama, Banser, FKUB, Mahasiswa STISNU Nusantara, PMII, Himpunan Mahasiswa Budhis, Mahasiswa UNIS,  Mahasiswa Katolik, dan dari Mahasiswa Kristen. Acara tersebut ditutup dengan ramah tamah serta sesi foto bersama dengan semarak menyerukan, “NKRI harga mati, Pancasila Jaya,” Pungkasnya.

(Mg2/tam)