Melihat lebih Dekat Keragamana Tradisi Unik dalam Pestival Peh Cun di kota Tangerang

0
22
views
Tradisi Peh Cun kota Tangerang
Tradisi Peh Cun  di kota Tangerang digelar Meriah animo warga tinggi terhadap jalannya acara.

SalakaNews, Tangerang -Lomba Menangkap Bebek di kali Cisadane merupaka bagian dari rangkaian pestival Peh Cun.

Tradisi unik yang selalu dinantikan warga sekitar terutama warga Tionghoa Indonesia yang tinggal di kota Tangerang. tradisi yang secara turun temurun ini dilakukan setiap satu tahun sekali terutama di ahir bulan Méi dan awal Juni.

Adapun proses menangkap bebek disungai dimulia dari beberapa ekor bebek yang telah disediakan di atas perahu oleh panitia di lempar ke sungai dan kemudian ditangkap atau diambil oleh peserta di atas perahu masing-masing.

Bebek yang sigap dan cepat renangnya itu agak sulit bagi peserta pemula dalam mengikuti perlombaan ini. Selain Tidka terbiasa juga air sungai yang agak dalam, sehingga dapat membuat seekor bebek sesekali menyelam ketika mua ditangkap.

Selain lomba menangkap bebek di sungai atau kali, juga ada tradisi lempar bacang ke sungai. Lempar Bacang ke sungai ini merupakan ritul yang dianggap sebagai bagian dari penghormatan kepada leluhur. Tabuhan Tambur dan Gembreng (Simbal) serta Petasan: Menambah semarak suasana.

Selain itu masih ada lagi beberapa tradisi unik yg digelar diacara Peh Cun ini, yakni mendirikan telur. Mendirikan telur hanya  dilakukan pada waktu tertentu yaitu pada pukul 11.00 wib, hingga pukul 14.00 WIB.

Tradisi ini dipercaya oleh warga yang melaksanakannya sebagai penarik keberuntungan.

Cacang, salah satu warga Pasaranyar kota Tangerang mengatakan, tradisi mendirikan telur ini hanya dilakukan pada acara Peh Cun, ini diyakini oleh warga sebagai suatu keberuntungan. Selain itu jika mendirikan telur dilakukan di luar waktu yang telah ditentukan dianggap tidak memiliki makna apa pun.

“Bagi saya yang melakukan tradisi ini, memiliki sensasi tersendiri, jika dilakukan pada waktu yang tepat sesuai tradisi, akan berdampak positif dan menarik keberuntungan, tapi jika dilakukan di luar jam itu. Sudah tidak lagi mengandung apa-apa” kata Cacang bersemangat.

Terpisah ketua pelaksana pestival Peh Cun, Erliana mengatakan, acara ini digelar tak sekedar menjalankan tradisi, tapi juga sebagai pengikat tali persaudaraan, pemersatu dalam keragaman.

“Kita berharap kedepan makin banyak generasi penerus dalam mencintai budaya dan tradisi ini untuk melengkapi keragaman budaya sekaligus pemersatu anak bangsa,”pungkasnya.

(Red)