Limbah Pasir Kuarsa di Sungai Muara Cihara Ancam Kesehatan Warga

0
1113
views
warga desa Cihara pada umumnya mengambil air dari aliran sungai itu pada saat kemarau datang, namun kini warga sangat kusulitan, karna satu-satunya aliran yang dulu sering dikonsumsi masyarakat kini berubah menjadi kotor diakibatkan adanya limbah penambangan pasir kuarsa milik PT. Hanasa Prima di area lokasi Kampung Sempur Bandung Desa Cihara Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak. (fhoto : Encep Suhendi)

Salakanews, Lebak – Penambangan pasir kuarsa yang dilakukan oleh PT. Hanasa Prima yang terletak di lokasi Kampung Sempur Bandung Desa Cihara Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak dinilai dapat meresahkan warga sekitar, pasalnya sepanjang aliran sungai yang berada di wilayah itu kini tak lagi bisa digunakan sebagaimana mestinya, warga yang biasa menggunakan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga seperti mencuci, memasak dan air minum, kini nyaris tak bisa digunakan. Hal itu lantaran aliran sungai telah kotor dan terkadang mengeluarkan bau tak sedap.

Warga yang tinggal di dekat lokasi penambangan pasir merasa resah dengan beroprasinya  perusahaan tersebut, mereka hawatir jika air yang mereka konsumsi dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Itulah kemudian beberapa warga berinisiatif mendatangi kepala desa untuk mengadukan masalah ini.

Kepada Salakanews salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, mengutarakan hal kersahannya.

“Saya sudah datang ke Kepala Desa mengadukan dampak penambangan pasir yang dilakukan perusahan itu, karena rumah saya tak jauh dari lokasi saat ini kena imbasnya, selain terkena debu karena lintasan jalan juga tak memiliki akses air untuk dikonsusmi, karena air yang berada di sumur saat ini mengalami kekeringan “, tuturnya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Desa Cihara Hani Irawan merasa gelisah ketika melihat oprasi panambangan pasir yang dilakukan oleh PT.Hasa Prima yang terkesan tidak memperdulikan faktor lingkungan, apalagi ketika melihat limbah pembuangan pasir kuarsa yang cenderung abai pada kesehatan lingkungan. Padahal kata Hani aliran sungai itu satu-satunya air yang dibutuhkan warga pada saat kemarau tiba.

“Saya sangat geram dengan adanya limbah pasir kuarsa yang mencemari aliran sungai muara Cihara, padahal jelas-jelas warga saat ini sangat kesulitan untuk mencari air bersih karena musim kemarau, lagi-lagi ini aliran sungai yang setiap tahunnya kami konsumsi dikala kemarau tiba, kini menjadi kotor dan menyebabkan pendangkalan,” keluh Hani.

Oleh karena itu kata Hani, pemerintah sudah sepatutnya menindak dengan tegas perusahaan yang jelas-jelas merugikan masyarakat karena selain membebani warga di kala musim kemarau tiba juga belum terlihat niatan baiknya untuk peduli pada lingkungan sekitar.

“Itu aliran sungai setiap tahunya kami konsumsi  bersama warga untuk kebutuhan rumah tangga, kami minta pemerintah menindak tegas masalah ini,” pintanya.

Terpisah Kepala Desa Cihara Rohim Supriadi saat di konfirmasi mengatakan, pihaknya beserta  pemerintah setempat tengah memikirkan jalan keluar dalam menanggulangi krisis air yang terjadi di desanya tersebut.

“Iya betul disini musim kemarau melanda, sehingga warga kesulitan air bersih, hal ini sedang saya pikirkan. kamis kemaren tanggal 14 september saya, pak camat dan pihak perusahaan PT. Hanasa Prima telah bermusyawarah bagaimana untuk mencari solusinya. dari hasil musyawarah itu kemudian muncul gagasan membuat sumur bor di bawah lokasi atau sumur kali galian”. terangnya

Kalau untuk izin perusahaan, lanjut Hambali (sapaan Rohim Supriadi-red.) Ini sudah ada izinnya waktu tahun 2016. “coba aja cek di google pasti ada, kalau tidak ada izin perusahaan ini pasti sudah di bubarkan” katanya.

Sementara Muspika Cihara dan Perushaan PT. Hasana Prima masih belum bisa di konfirmasi, hingga berita ini di turunkan. (Tama/ndi)