Salakanews, Pandeglang – Lahan bangunan yang diperuntukan BUMDES (Gedung Badan Usaha Milik Desa), yang berlokasi di Desa Rahayu, kecamatan Patia, kabupaten Pandeglang disoal. Pasalnya, lahan yang kini akan dijadikan kantor BUMDES itu menuai ragam pertanyaan, hal itu lantaran tanah yang harusnya diketahui oleh perangkat desa tersebut, fakta di lapangan tidak sesuai dengan juknis yang ada.
Edy Mulyadi, S.Pd. selaku Direktur BUMDES desa Rahayu, Kecamatan Patia, pada Salakanews mengaku tak tahu-menahu soal adanya lahan yang dipergunakan untuk kantor Badan Usaha Milik Desa. Padahal menurutnya, sebelum gedung itu akan dibangun sepatutnya pihaknya dilibatkan dalam perencanaan pembangunan tersebut, agar ke depan tidak ada fitnah dan saling curiga.
“saya tidak pernah tahu soal adanya bantuan tersebut, bahkan sampai saat ini tak musyawarah” ungkapnya singkat
Sementara Ketua BPD Saprudin saat dikonfrmasi mengutarakan hal yang sama, pihaknya sama sekali tidak mengetahui lahan bangunan itu atas prakarsa siapa.
“kami tidak tahu soal ini” katanya, seraya mengatakan bahwa lahan yang diperuntukan buat gedung kantor BUMDES itu mekanismenya tidak diketahui.
“status tanah itu kan masih fiktif milik siapa dan melalui proses yang bagaimana agar tanah itu difungsikan sebagai kantor BUMDES” ujarnya.
Terpisah Oman, Sekretaris Desa Rahayu kecamatan Patia saat dikonfirmasi terkesan menghindar, bahkan ia cenderung menutup diri saat Salakanews akan meminta keterangan terkait status tanah yang saat ini tengah dibangun untuk pasilitas Kantor BUMDES tersebut.
Rep: Martius
Ed: tam
