LEBAK, SALAKANEWS.com – ‘Negeri di Atas Awan’,Sebuah nama Destinasi Wisata Alam yang masih perawan nan menawan, berada di Citorek Kidul, kecamatan Cibeber, kabupaten Lebak, Banten Selatan. Untuk sampai ke lokasi memerlukan waktu yang cukup, dan pakaian yang agak tebal, mengingat suhu udara yang dingin.
Rute jalan ke lokasi dimulai dari Gajrug, Cipanas, kabupaten Lebak, Banten Selatan, yang berbatasan dengan Ciseeng, Jasinga, kabupaten, Bogor, Jawa Barat.
Jalanan yang mungil diawali dengan melewati pesantren LaTansa Mashiro, dengan suasana masih asri dan nyaman.
Sepanjang jalan kita akan melewati air kali yang bersih dan jauh dari bau limbah dan bahan kimia Pabrik. Dalam perjalanan terdapat banyak pemandangan yang menakjubkan, membuat mata enggan berkedip. Jalanan yang lebar dan bagus, naik-turun berkelok, dikelilingi perbukitan dan Tebing tinggi. Sementara di setiap bukit yang dilalui selalu ada air sungai mengalir deras yang sebagiannya mengairi sawah milik warga sekitar.
Jika diperhatikan secara seksama kontruksi jalan tergolong baru, itu terlihat dari kwalitas jalan berbeton, dan di beberapa titik terdapat jalan yang baru diaspal. Meski tak semua teraspal, masih ada beberapa lokasi jalan yang masih rusak, tapi hal itu tidak menyurutkan adrenalin petualangan dalam perjalanan ini.
Hal mengejutkan saat tiba di lokasi, ratusan sepeda motor beragam merek telah bertengger, dan puluhan mobil juga demikian telah diatur oleh penjaga parkir.
Semua ‘Homestay’ terlihat tak ada yang kosong semuanya penuh oleh tamu wisata, dan puluhan tenda-tenda sudah terpasang terisi penuh. Wisatawan yang datang berasal dari berbagai daerah, mulai dari pribumi(Rangkas/Lebak), Serang, Tangerang, Pandeglang, Sukabumi, Bogor, Jakarta, Bandung, dll.
Tim salakanews.com berangkat pada sore hari sekira pukul 14.15 WIB, hingga di lokasi sekira pukul 18.25.WIB. dan langsung menuju tempat yang sudah dipesan lebih awal.
Hingga pukul 22.55 wisatawan terlihat masih terus berdatangan, hingga rasa kantuk ini tak bisa dienyahkan, ditambah rasa dingin mulai merasuk ke tulang sumsum, meski kopi hitam telah direguk namun tetap tak bisa bertahan lama.
Pada pukul 3.30 WIB sebagian wisatawan mulai bangun dari tidurnya yang sudah tak sabar ingin menikmati dan melihat keindahan ‘Negeri di atas Awan’ sebuah nama yang disematkan ketika gumpalan awan terlihat dengan indah pada pagi hari, saat pengunjung berada di atas bukit itu.
Dari tempat tenda-tenda dan homestay terlihat tangga masuk ke atas bukit yang masih memerah, dan terkesan masih seadanya, hanya ada penahan yang terbuat dari kayu sebagai pembatas utuk dilalui oleh pengunjung.
Tak terasa waktu terus berjalan, gelap gulita perlahan mulai pergi, diganti oleh sang pajar yang mulai datang, para penjaga tangga masuk mulai siap siaga. Tiket masuk seharga Rp5000 per-orang. Jalan menuju ke atas bukit tak ada kendala, namun harap berhati-hati jika musim hujan tangga menuju ke atas bukit sedikit licin karena masih alami.
Sekira pukul 5.15 WIB, nuansa alam mulai berubah, awan menyelimuti alam sekitar, makin pagi dan suasana makin terang, terlihat begitu jelas dan indah, awan menggumpal seperti sebuah negeri yang berada di angkasa.
Keindahan makin sempurna pada saat Mentari mulai menampakan diri seakan bergerak dari bawah Awan.
Dari keindahan destinasi wisata alam itu, ternyata masih ada yg kurang sempurna, antara lain: belum tersedianya pasilitas umum seperti Mushola dan toilet, meski begitu baru ada tiga WC saja, sementara kamar mandi blm tersedia, sedangkan tempat pembuangan sampah juga blm terlihat.
Iwan salah satu pemilik homestay pada salakaNews mengatakan, wisata yang baru dibuka ini baru dalam proses pengembangan, ke depan semua pasilitas umum akan segera dibangun.
“karena ini (wisata alam) baru dibuka baru satu tahun lebih (pertengahan Th 2018) maka sangat wajar jika pasilitas umum belum memenuhi keperluan pengunjung. dan sekarang sedang dalam proses pengembangan,” kata iwan.
Yoyo Pengunjung dari sukabumi sangat menikmati keindahan alam di lokasi wisata tersebut, meski begitu ia berharap pasilitas umu seperti sanitasi dan pasilitas umum lainnya seperti mushola segera dibangun.
“Mushola dan MCK sangat pentig dan kebutuhan mendasar bagi pengunjung untuk wisata ini,” ujarnya.
selain itu kata dia, jika pembenahan lokasi wisata ini terus diperbaiki, bukan tidak mungkin wisatawan dari luar daerah akan semakin banyak berdatangan, jika sarana untuk umum diprioritaskan, harapnya.
(tam)