JAKARTA, SALAKANEWS.com – Indonesia dikenal sebagai bangsa yang beraneka ragam, keragaman itu tak hanya dari budaya, tapi juga suku dan agama, begitu juga dengan bahasa dan masih banyak lagi tak terhitung kekayaan alam di Indonesia. keragaman inilah yang membuat bangsa Indonesia tak hanya besar dari luas wilayah, tapi juga memiliki kekayaan yang tak terhingga.
Hal Itu diungkapkan oleh Siti Hardijanti Rukmana, putri sulung Presiden Soeharto yang akrab disapa Mbak Tutut. Lebih lanjut dia mengatakan, perbedaan dan keanekaragam di berbagai aspek yang ada di nusantara ini justru akan memperkaya Indonesia.
“Kita ingin mengembalikan Indonesia yang makmur, menjadi bangsa yang rukun, gotong royong, dan saling bantu berjuang meski ada perbedaan. Indonesia yang kita inginkan adalah bangsa yang bersatu dan tidak saling cakar,”ujar Mbak Tutut saat mengukuhkan Gerakan Bakti Cendana di Hotel Desa Wisata, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu (20/3).
Dalam pertemuan itu,Tutut menjelaskan, sesuai ajaran agama Islam yang dianutnya, perbedaan adalah rahmat. Jadi lanjut dia, jika ada perbedaan pandangan dengan sesama maupun kelompok lain tidak perlu saling menjelek-jelekan, melainkan melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk rakyat Indonesia.
“Apa yang bisa kita lakukan, lakukanlah. Mulailah dari yang kecil,” ucap Mbak Tutut.
Oleh karena itu kata dia diperlukan keberanian untuk melakukan positif harus dimulai dari yang kecil untuk membangun bangsa, hal itu pula yang mendoronya Tutut dan keluarga atas wejangan yang didapat dari Ibu Tien Soeharto, selaku ibunda tercinta.
“Ibu Tien mengatakan perbuatan kecil tapi menjadi bagian pembangunan bangsa itu lebih utama, daripada membangun sesuatu yang besar tapi menimbulkan masalah,” tutur Mbak Tutut.
Kepada seluruh kader Partai Berkarya, yang merupakan partai besutanTommy Soeharto, dia berpesan untuk tidak menyusahkan bangsa, menurutnya, setiap kader Partai Berkarya harus menunjukan program yang dimiliki untuk membangun negeri.
Sebagai putrid dari mantan Presiden RI, mbak Tutut bercerita jelang Pak Harto mengambil keputusan berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia, saat itu Pak Harto memanggil seluruh anaknya, dan menyampaikan keinginan mengundurkan diri.
“Bagaimana menurut kalian? Masyarakat sudah ramai meminta bapak berhenti. Saya jawab apa pun keputusan bapak kami tetap mendukung bapak berhenti karena sudah tidak dikehendaki rakyat,” pungkas Mbak Tutut menirukan kata-kata ayahnya, H.M Soeharto.
(rd/slk)