Kunjungan Ketum PPP Romahurmuzy ke UNMA Bawa Atribut Partai, Independensi Kampus Dipertanyakan

0
409
views
Ketua Umum PPP Romahurmuzy saat menyampaikan materi dalam diskusi Publik, di UNMA Banten. (foto:Sela/Ila)

Kunjungan Ketua Umum PPP Muhamad Romahurmuzy ke UNMA Banten, menuai Protes dari penghuni Kampus, Pasalnya ia beserta rombongan membawa atribut Partai, sehingga terkesan kampanye terselubung.

Salakanews, Pandeglang- Kehadiran anggota DPR RI  dari Komisi XI sekaligus sebagai ketua Umum PPP, M. Romahurmuzy ke kampus UNMA Banten menuai protes dari sejumlah kalangan mahasiswa dan pihak kampus. Pasalnya kunjungan itu dinilai bermuatan politis, musababnya beberapa rombongan yang sebagian besar mengenakan atribut Parpol.

Kehadiran Romy (Romahurmuzy-red.) yang dijadwalkan oleh panitia acara untuk  menyampaikan materi pada acara seminar diskusi publik dengan tema ”Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2018” yang dilaksanakan di gedung FKIP lantai 2 UNMA Banten, Cikaliung, Saketi, Pandeglang, (12/02/2018).

Akan tetapi sejumlah peserta yang mengikuti seminar dan juga beberapa pihak kampus memiliki penilaian yang berbeda atas kehadiran Ketum PPP tersebut. Mereka menilai, sangat dilarang bagi suatu partai politik masuk kedalam ranah pendidikan lengkap dengan atribut partai politiknya.

sejumlah barang bingkisan yang dibawa rombongan ketum PPP Romahurmuzy ke acara seminar UNMA.
(foto: Sela/Ila)

Zaky Rehan salah satu mahasiswa yang megikuti seminar itu mengatakan, dirinya kecewa kepada pihak panitia yang menyelenggarakan acara ini, meski begitu ia tidak mempersoalkan kehadiran Tamu undangan jika tujuaannya murni mengisi seminar.

“tidak masalah sebenarnya jika anggota DPR atau partai datang ke kampus untuk mengisi seminar atau membagikan ilmunya, namun hal yang sangat disayangkan ialah jika atribut Parpol yang mereka kenakan juga masuk ke dalam kampus. Ini sama halnya dengan kampanye terselubung” ujar Zaky.

Zaky merujuk pada Undang-Undang pasal 86 No. 8 point H berbunyi larangan menggunakan fasilitas pemerintah, tempat beribadah, dan tempat pendidikan untuk berkampanye,  (12/02/2018).

Inilah yang kemudian menimbulkan stigma negatif bagi mahasiswa dan beberapa dosen pada institusi kampus lantaran mendekati tahun 2019, dimana setiap parpol akan berebut mencari simpati masyarakat untuk meraih kursi kekuasaan.

“Ini sangat di sayangkan, karna berdekatan sekali dengan pemilu ditahun 2019 nanti, ada apa sebenarnya dengan hal ini? Mengapa pihak kampus mengizinkan partai politik dengan atribut lengkap masuk kedalamnya? Apakah ini semacam kerjasama dalan kampanye terselubung? Padahal sudah jelas-jelas dilarang jika masuk dalam tempat pendidikan” ucap Zaky menambahkan.

Tak hanya mahasiswa beberapa dosen yang mengajar di kampus tersbut sangat menyayangkan atas acara yang diselenggarakan. Menurut salah satu dosen yang menggunakan nama inisial, mengatakan jika Kampus tersebut diduga telah memiliki ikatan dengan partai berlambang Ka’bah itu.

“memang dekat dengan partai P3, soalnyakan rektor pertama itu adalah salah satu anggota dari partai P3 sendiri” ucap Taryanto pada wartawan salakanews (12/02/2018).

Tak hanya itu, pada saat acara diskusi publik, secara tidak langsung beliau mempromosikan kepemimpinan presiden RI di tahun ini dalam segi perekonomian dianggap bagus.

“Ekonomi yang bagus di indonesia itu, karna di pegang oleh pemerintahan pak Jokowi” kata muhamad Romahurmuzy (12/02/2018).

Sontak kejadian ini menjadi sebuah pertanyaan besar bagi para mehasiswa mengenai netralisasi pihak kampus mengenai hal ini.

“Bingung saja, tidak sewajarnya atribut parpol masuk kedalam kampus, toh organisasi eksternal mahasiswa saja sangat dilarang untuk masuk kedalam kampus apalagi ini partai politik” ucap YM salah satu mahasiswa yang memang kecewa dengan pihak kampus.

“Ya walaupun rektor pertama ada kaitan erat dengan partai P3 ini, itu tidak ada hubungannya dengan melegalkan dan mengizinkan atribut parpol mesuk kedalam kampus, tog beliau hanya ex rektor saja” ucap Bagus Nugraha menambahkan.

Ila/sela