Pandeglang, salakaNews – Aktivis Lingkar Study dan Advokasi (LSA) Kabupaten Pandeglang menduga penyaluaran bantuan Sembako atau pengganti Bantuan pangan nontunai (BPNT) di Kecamatan Cikedal, Pandeglang tidak sesuai ketentuan. Bahkan penyaluran Sembako itu dituding tidak mengikuti Pedoman umum (Pedum) dan hasil kesepakatan sosialisasi bantuan sembako tingkat kabupaten.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyaluran bantuan sembako yang dilakukan PT AAM Pertama Arta, selaku Suplayer pada periode Juni menyalurkan beras sebanyak 10 Kg, Jeruk 1Kg, Kentang 1Kg, serta Kacang ijo Setengah Kilogram, sementara bantuan berupa telur belum terdistribusi alias menyusul.
Asep Salim, Aktivis Lingkar study dan advokasi (LSA) Pandeglang, memprotes bantuan tersebut, ia menduga bantuan yang turun tak sesuai dengn jumlah uang yang diterima oleh warga penerima.
Asep yang mengetahui bantuan tersebut merinci jumlah yang turun kepada penerima, kata dia Per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hanya menerima beras 10kg, Kentang 1kg, Jeruk 1kg, dan kacang ijo setengah kilo, adapun batuan berupa telornya akan dikirim belakangan.

“KPM justru banyak yang complain, dan menyesalkan karna bantuan tersebut tidak sesuai dengan keinginan KPM” kata Asep.
Masalah distribusi tersebut ungkap Asep terjadi di desa Cening, kecamatan Cikedal. Bila dijumlahkan hasilnya tentu tak sebanding dengan nilai bantuan, jelasnya.
Diketahui, jika harga pasaran untuk Beras ber kualitas bagus 1 kg dibanderol Rp10 ribu atau 15 kg sebesar Rp150 ribu dan telur 1 kg dibanderol Rp 24 ribu atau 1,5 kg Sebesar Rp36 ribu, maka total nilai penyaluran bantuan sembako itu sebesar Rp186 ribu per KPM” jelasnya.
sementara nilai uang pada kartu program sembako senilai Rp200 ribu per-KPM dikurangi Rp 186 ribu, maka sisanya tak diketahui kemana, katanya.
oleh karena itu Asep meminta kepada pihak penyalur dalam hal ini PT AAM, selaku suplayer diminta untuk bertanggung jawab dalam penyaluaran tersebut. Bila itu tak ditanggapi, maka tak menutup kemungkinan akan ada protes keras dari warga.
Terpisah, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Cikedal, Wiwin mengatakan, penyebab terkendalanya komoditi disebabkan kosongnya saldo dan lambatnya PO yang dikirim oleh suplayer.
“Kendalanya itu dari saldo kosong, kemarin yang baru dikirim yaitu 4 komoditi , beras , buah-buahan, sayuran dan kacang hijau.
Wiwin memastikan pada hari ini (Kamis, 18/6/2020) bantuan itu akan dikirim, sementara sisanya (telur) akan dipantau bersama pihak Dinsos dan pihak kecamatan.
“saya mau monitor dengan pihak dari Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang dan Kecamatan” kata Wiwin. Seraya mengatakan, ada pun masalah harga yang lebih mengetahui ialah suplayer sehingga ia tak dapat menyebutkan berpa harga persatuan yang akan disalurkan ke warga penerima.
“Kalau maslahah harga, kalau ingin lebih jelas silahkan tanyakan saja kepada suplayer” tandasnya.
Editor: tam
Reporter: Land