Tangerang Selatan, SALAKANEWS.com – Zidni Khoiri Alfatiri (10) bocah cilik anak dari pasangan Suhin dan istrinya Wagiati warga Kp Setu RT 16/004 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangsel mengalami nasib pilu dan memprihatinkan. Tak banyak yang mengetahui jika Alfatiri (panggilan Zidni Khoiri Alfatiri) bocah polos dipasung selama 3 tahun di tempat tidurnya, kedua kakinya terpasung dengan rantai bak seekor binatang liar yang dipiara oleh sang majikan.
Selama dipasung Alfatiri tak bisa melakukan apa-apa, sesekali ia berreaksi mencoba melepaskan ikatan rantai pada kakinya, namun tak berhasil lepas. yang bisa dilakukan hanya berteriak tetapi lebih banyak diamnya mungkin karena sudah lelah, suara itu pun dianggap tak bermakna bagi orang tuanya. Nakal, itulah yang menjadi alasan kuat kedua orang tuanya sepakat memasung bocah itu tanpa ada rasa sedih dan kasihan sedikit pun.
Kondisi Alfatiri diketahui ketika Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan mendapati laporan dari warga jika bocah itu dipasung selama beberapa tahun, berdasarkan laporan itu kemudian pihak dinas melalui bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mendatangi lokasi sesuai petunjuk.
Ketika tiba di lokasi pihak dinas sosial terperanjat kaget mengetahui kondisi bocah itu sudah memprihatinkan, di tempat tidur itu Alfatiri berbaring bersama kotoranya sendiri tanpa ada seorang pun yang membersihakn, tubuhnya dalam kondisi kotor dan bau tanpa dibalut sehelai kain yang menutupi tubuhnya.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Kota Tangerang Selatan H Sarbini pada awak media mengatakan, pihaknya sangat prihatin melihat kondisi bocah itu, menurutnya Alfatiri merupakan anak-anak yang masih dalam pengawasan orang tua, akan tetapi perlakuan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya merupakan tindakan yang tidak manusiawi.
“Saya bilang, ini masih anak-anak, nggak bisa dipasung, Ini bisa dipidana kalau begini,” tegas H Sarbini yang langsung berinisiatif membawa bocah itu ke rumah singgah untuk dibersihkan dan diberi makan yang layak. Rabu (13/3/19)
Dijelaskan Sarbini, jika dilihat secara kejiwaan bocah itu mengalami tekanan secara psikologis yang berakibat pada fungsi tubuh tak sehat karena lamanya dipasung. Meski begitu kata Sarbini bocah malang itu mengerti apa yang diucapkan lawan bicara, hanya saja ia tak dapat berbicara, karena ada kemungkinan mengalami trauma yang berkepanjangan.
Berangkat dari peristiwa ini H Sarbini mengajak kepada masyarakat untuk senantiasa memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap sesama. Agar setiap masalah yang ada di masyarakat cepat teratasi oleh semua pihak.
“Saya menggugah kepada masyarakat yang tinggal di Tangsel Khususnya di wilayah Setu untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama yang ada di lingkungan kita. Ini menjadi kewajiaban Dinas Sosial Kota Tangsel untuk memberikan perlindungan terlebih anak yang memiliki fiisik dan mental yang kurang,” kata H Sarbini.
Sementara itu, Wagiati orang tua bocah malang itu tengah dirawat di RSUD Tangsel dengan ditemani suaminya, Wagiati dirawat karena mengidap penyakit gula, menurut informasi penyakitnya akan di amputasi dalam waktu dekat.
Saat ini, kondisi Alfatiri sudah bersih dan tinggal di rumah persinggahan, terlihat wajah polosnya yang ceria karena terbebas dari belenggung pemasungan selama tiga tahun.
“Kami akan terus memantau dan memberikan perhatian kepada bocah Alfatiri, karena orang tuanya juga sedang dirawat di RSUD Kota Tangsel untuk menjalani amputasi terhadap salah satu kakinya. Saat itu juga dinas sosial tengah mengurusi BPJS untuk orang tua bocah tersebut,” terang H Sarbini.
(tam/rd/slk)