Belum Miliki Gedung, Siswa MI Mathla’ul Anwar Parungsari Belajar di Rumah Warga

0
890
views
Siswa MI Matla'ul Anwar Parung Sari, Wanasalam, kabupaten Lebak belajardengan menempati rumah warga, itu dilakukan karena mereka tidak memiliki bangunan. mereka berharap kepada pemerintah dan pihak terkait untuk segera membantu mereka. (foto: Syamsul/salakanews)

Masyarakat Parungsari berharap pembangunan MI Matla’ul Anwar segera selesai, namun sumber dana yang saat ini masih menjadi persoalan guna terealisasinya harapan tersebut, pemerintah diminta tanggap atas kondisi yang ada.

Salakanews, Lebak- Pendidikan merupakan sarana yang sangat vital bagi generasi suatu bangsa yang akan meneruskan proses pembangunan dalam mengisi kemerdekaan demi terciptanya bangsa yang maju dan beradab. Hal demikian telah diresapi dan dimaknai oleh masyrakat Parung Sari, kecamatan Wanasalam dalam membangun Madrasah Ibtida’iyah Mathla’ul Anwar.

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar yang berada di Kampung Kukulu, RT 008/02, Desa Parungsari, Kecamatan Wanasalam terpaksa harus melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah warga setelah beberapa bulan sekolah mereka belum berdiri lantaran ambruk, sementara saat ini masih dalam proses perbaikan (05/03/18).

Sekolah dengan jumlah 60 orang dan 5 guru itu didirikan pada tahun 2011 dengan bangunan yang sangat sederhana dengan bantuan dari masyarakat setempat, sampai saat ini sekolah belum bisa mandiri, sementara kondisi bangunan semakin menghawatirkan. Maka pihak sekolah beserta masyarakat bersepakat untuk membangun kembali ruang kelas dengan bangunan yang permanen walaupun dengan biaya seadanya.

Ketua Komite Madrasah Jumhari mengatakan biyaa pembangunan itu diambil dari hasil iuran masyarakat baik dari wali murid dan beberapa donator yang telah menginfakan harta mereka untuk pembangunan sekolah tersebut.

gedung MI Matla’ul Anwar yang tengah dibangun, namun masih minim dana. (foto: syamsul/ salakanews)

“Kami melakukan pembangunan dengan biaya seadanya dari hasil iyuran masyarakat/wali murid dan donatur yang telah menginfakan sebagian hartanya”.kata H.Jumhari.

Jumhari mengaku, pihaknya belum pernah melakukan pengajuan untuk pembangunan madrasah tersebut baik kepada pemerintah daerah maupun pusat, karena merasa sekolah itu belum mandiri (Pilial). Pengajuan itu baru diajukan kepada pemerintah desa, meski telah berkali-kali dilakukan  tapi sampai saat ini pemerintah desa belum bisa membantu.

Pihak sekolah berencana akan membangun tiga ruang kelas baru (RKB), upaya pun telah dilakukan demi terselenggaranya proses kegiatan belajar pada sekolah tersebut, alhasil dana pun didapat meski dalam keadaan terseok-seok.

“Alhamdulillah sudah ada masukan dana dari hamba Alloh yang bersedia dengan ikhlas memberikan infak kepada sekolah ini, meski pun kekurangannya masih banyak”  kata jumhari.

Toni selaku kepala sekolah membenarkan jika selama ini pihaknya belum pernah mengajukan bantuan kepada pemerintah daerah baik Kabupaten, Provinsi, maupun Pusat. Upaya yang dilakukan baru kepada kepala desa.

“karena kami merasa belum ada persyaratan baik ijin operasional dan sebagainya (pilial)”ucap Toni.

(Mg/tam)