Seorang Ibu Rumahtangga Terbaring, Satu Keluarga di Pandeglang Menderita.

0
782
views
Keluarga Kartini (dok. Ila).

Salakanews, Pandeglang– Kartini (30), seorang Ibu dari tiga orang anak, warga Kampung Cimanis RT/RW 003/005, Desa Cimanis, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang-Banten, terpaksa harus terbaring lemah menderita penyakit saraf, Jum’at, 29 Desember 2017.

Cairan kelenjar di kepala dan flek pada paru-parunya menyebabkan kelumpuhan dan kehilangan indera penglihatan hingga badan Kartini kini mengurus.

Menurut Ketua RT, Asdiman, Kartini sudah tujuh bulan terpaksa terbaring lemah tanpa daya. Dan, pada saat Dinas Kesehatan (Dinkes) memberikan bantuan, Kartini hanya mendapatkan perawatan 15 hari di RSUD Pandeglang.

“Ibu Kartini sudah tujuh bulan terbaring, sempat dapat bantuan dari Dinkes dan Kartini pun dirawat 15 hari”, ungkap Asdiman kepada Wartawan Salakanews.

Awalnya Kartini hanya mengeluh merasakan sakit di kepala, lalu kemudian ia bergegas berobat ke Puskesmas Sobang. Namun karena fasilitas di Puskesmas kurang begitu memadai, akhirnya sakit yang diderita Kartini tidak terdiagnosa, dan Medis pun hanya mengatakan Kolesterol.

Setelah pulang dari Puskesmas, keluarga tak mampu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut lantaran perihal ekonomi yang melatarbelakanginya.

“Sebelum ada bantuan dari Dinkes untuk di rujuk ke RSUD Pandeglang, Kartini tidak hanya mengalami kelumpuhan dan kebutaan, melainkan dia juga tidak bisa bicara, kondisi sekarang lebih mending dari sebelumnya, dan kalo dilanjut pengobatannya mungkin bisa segera sembuh”, kata Opi, salah satu tetangga Kartini.

Menurut pihak Rumah Sakit, Kartini dapat disembuhkan dengan cara menjalani pengobatan rutin setiap bulan. Namun, pihak keluarga tidak mampu untuk membiayai pengobatannya, ditambah tidak ada kendaraan untuk menghantarkan karena jarak tempuh menuju Rumah Sakit yang cukup jauh.

“Jangankan untuk berobat dan bulak-balik Pandeglang, buat makan saja susah, Bapak kan cuma tani, kerjanya juga gak nentu, kadang sebulan sekali, kadang tiga bulan sekali”, ujar Rohana (14), putri sulung Kartini.

“Saya mah gak bisa apa-apa”, Lanjut Rohana, “cuma bisa do’ain aja, semoga mamah cepat sembuh”, seraya mengatakan dengan berlinangan air mata.

Melihat fenomena ini, Pemerintah setempat ikut andil dan membantu meringankan kebutuhan keluarga Kartini, lantaran selama Kartini terbaring lemah tak berdaya, suaminya tidak lagi mencari nafkah, ia fokus menjaga sang istri.

Tidak hanya Pemerintah. Mengetahui kondisi rumah Kartini yang sangat tidak layak huni, Bamnas Pandeglang lakukan perbaikan rumah selama dua hari, Kamis (28/12) s.d Jum’at (29/12).

Reporter : Sella dan Ila

Editor      : Encep Suhendi