Salakanews, Lebak – Salah satu ruang kelas di SMP Negeri 5 Wanasalam kabupaten Lebak kondisinya sangat mengkhawatirkan, khususnya bagi siswa yang tengah belajar. Hal itu dipicu lantaran konstruksi tanah yang ada telah bergerak dan menghasilkan struktur lahan yang tidak seimbang. Kondisi ini jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi lingkungan sekolah.
Kerusakan lantai itu tidak hanya mengganggu pemandangan dan kenyamanan penghuni kelas, tapi juga dapat membuat siswa terancam keselamatannya. Karena itu bisa saja bertambah amblas sewaktu-waktu. Bahkan dapat mengakibatkan gedung roboh.
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Wanasalam Sutejo saat dikonfirmasi pada jumat (29/09/17) mengatakan, pembangunan sekolah itu sejak tahun 2012, sementara lantai yang amblas itu terjadi sudah satu tahun berjalan.
“Pondasi ruangan itu sudah retak, bagian dinding mengelupas akibat retak, sementara bagian teras yang paling parah terjadi keretakan yang lebih parah, sampai sekarang belum pernah direhabilitasi lagi, masalahnya tanah disitu kurang bagus, pondasi menjadi bolong, saya khawatir kalau musim hujan seperti ini akan bertambah amblas” ujarnya.
Menurut sutejo, pihaknya sudah melakukan upaya untuk memperbaiki ruangan itu meskipun perbaikan dilakukan dengan kemampuan yang ada.
“Dahulu kami pernah melakukan perbaikan tapi baru seadanya dengan semen, tapi itu dirasa tidak membantu, malah belakangan diketahui pergeseran pada konstruksi tanah semakin bertambah, tidak sampai satu bulan perbaikan yang kita lakukan sudah rusak kembali” tuturnya.
Tejo khawatir jika siswanya dipaksakan untuk belajar di kelas itu malah akan timbul hal yang tidak diinginkan seperti bahaya akan mengancam mereka.
“saya khawatir ini akan ambruk pada saat siswa sedang belajar” katanya.
Hal senada dikatakan Rusmani Arifin selaku kepala Tata Usaha di sekolah itu, ia berharap pemerintah dapat merespon dengan kondisi ini, karena jika dibiarkan berlarut-larut maka akan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan bagi keselamatan siswa. Rustandi berharap tidak hanya ruang kelas yang direnovasi tapi juga dipasang turap untuk meminimalisir konstruksi tanah bergerak kembali.
“wajar disini tanah tidak stabil, selain itu juga pembangunan gedung dilakukan pada tahun 2012 sampai sekarang belum dilakukan renovasi” katanya.
Sementara siswa kelas VII A masih belajar di kelas tersebut, mengingat ruang kelas yang ada masih berkurang. (encep suhendi / Ed : Tama)