Salakanews. Pandeglang- Proyek Pembangunan betonisasi Jalan Menes-Baru Satu Pulosari dinilai lamban dan terkesan asal jadi, hal itu terlihat dari proses awal pelaksanaan dimulai tanggal 20 Mei hingga 20 Juni TA 2018 hanya menghasilkan 240 meter saja, selain itu kulaitas jalan tidak sesuai harapan, di beberapa titik terlihat adanya retakan jalan. Lambatnya pembangunan tersebut berimplikasi pada ekonomi masyarakat setempat, selain dapat menghambat juga dapat merugikas psikologis sosial.
Bersamaan dengan itu beberapa aktifis Pandeglang menduga, lambatnya pelaksanaan projek betonisasi di jalur itu (Menes-Barusatu Pulosari) berawal dari buruknya pelaksanaan Lelang yang dilakukan dinas terkait, seperti masih banyaknya dugaan unsure kolusi dan nepostisme, sehingga menghasilkan Kontraktor-kontraktor hitam.
Aktifis Pandeglang Ucu Sadewa berharap kepada Pemenang lelang untuk segera membereskan pekerjaan tersebut, akan tetapi jangan juga asal-asalan dalam pengerjaannya.
“Saya berharap kepada Perusahaan pemenang lelang, jalan Menes Barusatu agar segera membereskan pekerjaan dengan cepat dan jangan asal asalan” Ujarnya. (20/07/18)
Ucu juga berharap kepada dinas terkait dalam hal ini PUPR untuk menegur kontraktor nakal, jika perlu kata dia, pengusaha tersebut diberikan SP 1 (Surat Peringatan ke satu).
“Lambatnya projek yang dibiayai dari duit negara dapat menghambat perekonomian warga setempat yang aktivitasnya terganggu, dengan demikian saya berharap kepada dinas PUPR kabupaten Pandeglang untuk segera menegur kontraktor yang nakal dan memberikan SP 1” kata dia.
Hal senada dikatakan Didi Rosadi, menurutnya pemenang tender dinilai tidak serius melaksanakan pembangunan, itu terlihat dari lambatnya pengecoran, jika waktu pelaksanaan terus di ulur, maka penyelesaian pembangunan itu diprediksi tidak akan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
“Jadwal tinggal jadwal. Kalau memang perusahaan tidak siap kenapa ikut lelang, masyarakat perlu diberitahu spesifikasi jalannya seperti apa, agar mudah di awasi, ujar Didi. Seraya mengatakan-
“jalan yang baru kemarin di cor sudah di temukan retakan, jangan sampai ini ada pembiaran dari Dinas terkait (DPUPR red) kalau seandainya tidak ada teguran kepada perusahan pemenang lelang jalan Menes Barusatu, kamai akan lakukan Demo ke kantor DPUPR”tendasnya
Terpisah, Kordinator kegiatan Samsul Bahri menjelaskan, bahwa lambatnya pekerjaan jalan Menes- Barusatu disebabkan lambatnya pengiriman matrial Beton, yaitu Batching plant PT. Bangun Beton (BB) dan Banten Muda Beton (BMB).
“Jadi keterlambatan pengecoran jalan Betonisasi Menes Baru satu ini diakibatkan lambatnya pengiriman matrial beton dari Batching Plant Bangun Beton dan Banten Muda Beton, lambat dalam pengiriman matrialnya,” Jelas Samsul.
Menurut Samsul Target Pekerjaan seharusnya dilakukan mencapai 120 meter dalam sehari, sedangkan pihaknya mulai melakukan pengecoran dari tanggal 11/07/2018, hingga (20/07/18 red) hanya mencapai 241 meter.
“Jelas Batching Plant ini sangat menghambat sekali yang seharusnya kami ngecor hari ini (20/07) akan tetapi matrial beton tidak dikirim oleh pihak Batching Plant, sehingga kami tidak bekerja hari ini,” kata Samsul.
Keterlambatan pengiriman itu menurut Samsul disebabkan tidak adanya bahan untuk olahan beton (batu kerikil), meski begitu pihaknya berjanji akan menambah Batching Plant dari plant jaya mix dan menstop Plant BMB pada senin pekan depan.
Rep: Syam/Land)
Ed: tam