Miris, Kepala Sekolah di Pandeglang Biarkan Siswa SD Bekerja Angkut Pasir

0
5447
views

Pandeglang, Salakanews – Sekolah merupakan tempat belajar dan menimba ilmu, semua siswa memiliki hak dan kewajiban di sekolah yang harus dipenuhi dan dijalankan. Sehingga salah satu hak siswa di sekolah adalah mendapatkan materi pelajaran dari guru.

Adapun sejumlah hak yang bisa didapatkan siswa di sekolah yaitu seperti mendapatkan ilmu pengetahuan, memperoleh fasilitas sekolah yang layak bertanya kepada guru, mendapatkan perlindungan di sekolah, dan mendapatkan keamanan dari pihak sekolah.

Selain itu juga siswa berhak untuk diperlakukan dengan adil oleh guru atau staf sekolah lainnya tanpa adanya diskriminasi atau pun perbudakan kepada siswa.

Akan tetapi hal tersebut jauh berbeda dengan Sekolah SD yang ada di Desa Kaduhejo, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang yang terlihat memperkerjaan anak muridnya seperti layaknya orang tua yang sedang bergotong royong dalam kegiatan kemasyarakatan.

Dikatakan warga setempat yang enggan disebutkan namanya bahwa melihat kejadian itu sungguh sangat miris baginya karena kepala sekolahnya seakan tidak punya hati nurani, kendati demikian kepala sekolah terlihat seperti mandor yang sedang mengawasi pekerjaan.

Terlihat duduk manis sembari menghisap rokok melihat murid nya yang sedang bekerja membawa pasir dari jalan menuju sekolah tersebut, begitu miris dan diluar dari kewajaran karena itu masih di usia dini.

“Setidaknya kita sebagai orang tua harus tau kapasitas anak tersebut dan dasarnya di perentukan untuk belajar, untuk itu kasian mereka agar tidk diberlakukan seperti itu dipekerjakan suruh mengangkut pasir” ucapnya.

Kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah SDN Kaduhejo itu terpergok juga oleh Kapolsek Pulosari saat dirinya melakukan patroli diwilayahnya hukum Pulosari.

Kata , Kapolsek Pulosari, Iptu Agus Salim bahwa kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah SD Kadu Hejo yang mempekerjakan anak didik itu hal yang tidak wajar karena menurutnya anak itu diberikan pendidikan bukan dipekerjakan.

“Saat saya tanya kepada kepala sekolah kenapa siswa dibiarkan bekerja membawa pasir pihaknya terdengar seperti ngeyel, nanti kita akan panggil untuk di klarifikasi dan koordinasi dengan instansi terkait” ungkapnya. Senin(31/10).

Terpisah Kormin Pulosari, Mahpudin mengatakan bahwa didalam kurikulum 13 untuk penumbuhan budaya karakter bagi siswa didik seperti bersih-bersih lingkungan sekolah dari sampah, sarana ibadah itu hal yang wajar, Karena menurut nya agar anak merasakan betapa pentingnya budaya gotong royong, akan tetapi hal itu dilakukan wajar yang bisa dilakukan oleh anak.

“Pekerjaan yang memberatkan tidak boleh , penerapan karakter gotong royong bagi siswa ada dalam kurikulum seperti bersih-bersih dilingkungan sekolah itu sah-sah saja tapi Jangan sampai memberatkan, dan sayapun belum tau motifnya seperti apa kepala sekolah itu mempekerjakan anak, nanti saya akan cek kelapangan ” ujarnya. (red)