Kisah Pilu Buruh Bangunan, 11 Bulan Kaki Heri Tak Tertangani

0
747
views

Salakanews, Lebak- Heri (21) suami Sarna Sintiasari (20) atau biasa warga Kampung Cimadu, RT 009/02, Desa Cilegong Hilir, Kecamatan Banjarsari, Lebak-Banten memanggilnya Leni, dengan anugrah buah hati, balita berusia sembilan bulan. Dalam waktu yang hampir bersamaan keluarga kecil ini terpaksa harus menerima nasib yang pahit. Pasalnya ayah balita tersebut mengalami patah tulang sejak 11 bulan lalu.

Keluarga heri menuturkan pada Salakanews, beberapa tahun kebelakang Heri kerja sebagai kuli bangunan di PT NKE Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, saat tengah dalam pekerjaannya Heri jatuh dari lantai 35 hingga mengalami patah tulang. Akibatnya, selama 11 bulan keluarga kecil ini harus membebani nenek dari sang buah hati.

Heri pernah melakukan pemeriksaan ke rumah sakit selama tiga kali, yakni ke Malingping, Rangkas dan Serang. Sebelumnya, pada saat kecelakaan menimpanya Heri dirawat di rumah sakit Mitoharjo Benhil Jakarta Selatan. Namun dari iktiarnya itu tak mendapatkan hasil yang signifikan. Hingga ia harus pasrah pada kondisi yang ada. Meski begitu ia masih berharap ada tangan-tangan pahala yang berpihak padanya, entah itu pihak swasta ataupun pemerintah setempat.Namun demikian ketika Salakanews menanyakan pada keluarga Heri apakah ada pihak pemerintah yang mersepon pada kondisi Heri? Dengan datar pihak keluarga menjawab tidak!.

“belum pak”, ujar Sarna istri Heri pada Salakanews, Selasa (16/01/18).

heri bersama keluarga (foto:ndi)

Enam bulan terlewati memang sehari-harinya Heri sudah dapat berjalan. Ia sering menemani ibu mertuanya ke kebun, namun itupun dengan bantuan tongkat kayu. Ironisnya, manakala tak minum obat, kakinya pasti membengkak lantaran pen didalam kaki masih belum dilepaskan.

“Pengen bisa dibuka pennya biar bisa kerja lagi untuk menafkahi istri dan anak”, seraya Heri mengatakan dengan harapan dapat beraktifitas kembali.

Suhenah selaku mertua Heri yang sudah 10 tahun ditinggal suaminya lantaran panggilan tuhan, setiap hari ia harus pergi ke kebun dengan memanfaatkan hasil bumi untuk dijual, bahkan sering keliling menjual kue ringan demi untuk menafkahi anak cucunya di rumah.

“nganggur total. Seadanya dapet emak dikebun, emak juga keliling kampung jual Jojorong(kue khas lokal)”, ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Seraya mengatakan

“maunya emak ada pengobatan gratis, paling engga ada modal untuk usaha biar gak berat seperti ini”, harapnya,

Tak lama berselang Salakanews mendatangi Kantor Desa setempat untuk menkonfirmasi, sayangnya Kepala Desa tak ada di tempat. Tak menunggu lama salakanews kemudian mendatangi Kecamatan Banjarsari. Sekretaris Camat beserta TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) mengatakan pihak Kecamatan selama ini tidak mendapatkan laporan peristiwa patah tulang dari Desa Cilegong Hilir.

Sekmat Banjarsari didampigi petugas TKSK kabupaten Lebak. (foto: ndi)

“Nanti kita konfirmasi ke Desa. Besok kita kesana”, terang Betri selaku TKSK Kecamatan Banjarsari.

Senada dikatakan Sardi selaku Sekmat Banjarsari, bahwa dari pihak Kecamatan akan meninjau lokasi peristiwa. “Siap dari pihak kecamatan akan ke lapangan. Nanti TKSK kesana”, tukasnya.

rep: Ndi

ed: tam

Ralat: Ada perubahan gambar yang diturunkan salakanews terkait gambar Heri (subjek peristiwa-red) setelah sebelumnya pukul 22,25 WIB (16/01/18) salaknews menampilkan gambar Heri yang terbaring seorang diri. Kini salakanews telah menghapusnya pukul 06,05 WIB (17/01/18), hal itu guna menghindari kesalahan persepsi dari pembaca, terimakasih.