Salakanews, Lebak – Warga desa Cigoong Utara keluhkan jalan penghubung desa Cigoong Utara dengan Jalan desa Cikulur, kecamatan Cikulur kabupaten Lebak yang rusak parah. Jalan yang kondisinya sangat memprihatinkan itu ternyata luput dari perhatian pemerintah setempat, padahal jalan tersebut bukan hanya menjadi akses menuju kantor desa Cigoong Utara tetapi juga penghubung antara desa Cigoong Utara dengan desa lainnya. Kondisi jalan rusak dan menanjak tersebut sering kali menyebabkan kecelakaan bagi pengguna jalan yang menggunakan roda dua maupun roda empat.
Ulfah salah satu warga desa Cigoong utara yang bertempat tinggal di sekitar jalan tersebut membenarkan sering adanya pengendara sepeda motor yang terjatuh saat melalui jalan tersebut.
“Iya benar hampir setiap hari saya menyaksikan para pengendara yang jatuh saat melewati jalan tersebut” ungkapnya
Ulfah juga berharap segera adanya perbaikan jalan agar tidak ada lagi pengendara yang jatuh saat melintasi jalan tersebut.
Salah satu warga cigoong Utara lainnya, Habibi ikut berkomentar terkait masalah tersebut. Menurutnya harusnya ada perubahan yang lebih signifikan setelah dikucurkannya dana yang sangat besar kepada desa. Rencana pembangunan desa harus disesuaikan dengan prioritas masyarakat.
“Saya yakin salah satu tujuan dikucurkannya dana yang sangat besar oleh pemerintah pusat kepada desa adalah sebagai upaya terealisasinya pemerataan pembangunan, dengan tujuan tersebut harusnya pihak desa menjaga amanah tersebut dengan menggunakan anggaran seepektif mungkin, yaitu bisa melihat mana kebutuhan masyarakat yang prioritas dan bukan prioritas” tuturnya
Terpisah kepala desa Cigoong Utara Anang saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah berupaya agar perbaikan jalan itu dapat terealisasi pada 2017 ini. Anang juga mengaku prihatin dengan kondisi jalan tersebut.
“Perbaikan jalan ini sudah dianggarkan pada saat pengajuan tahap ke II, namun karena adanya keterlambatan pencairan anggaran, perbaikan jalan tersebut tidak segera terealisasi” ungkapnya
Anang juga menyayangkan adanya keterlambatan pencairan anggaran dari pemerintah daerah ke desa. (tam/nastolih)