Palu, salakaNews- Gempa dan tsunami yang melanda kawasan Palu, Sigi dan Donggala, beberapa waktu lalu (28 September, 2018), masih menyisakan duka yang mendalam di kalangan para korban. Mereka tak hanya menderita psikis dengan kehilangan anggota keluarganya, tapi juga kehilangan sejumlah harta dan tempat tinggal.
Meski begitu tak membuat para korban terus menerus larut dalam kesedihan, semangat dan dukungan pada mereka terus mengalir dari sesama anak bangsa hingga kini.
Salah satu bentuk perhatian itu telah dibuktikan oleh Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta yang terus berupaya mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan mengirimkan sejumlah bantuan berupa bahan pangan dan obat-obatan senilai 220 juta rupiah.
Bantuan itu dikirim pada hari Sabtu tanggal 1 Desember 2018. Bantuan langsung dikirimkan melalui pos-pos pengungsian di tiga kota yaitu Kota Palu, Sigi dan kota Donggala.
Junaedi Kepala Biro (Karo) SDM UMB mengatakan, bantuan yang disalurkan dari pihak kampus merupakan bentuk perhatian sebagai sesama anak bangsa yang turut merasakan bagaimana duka yang dialami oleh para korban bencana. Selain itu kegiatan itu juga bentuk tri dharma pendidikan dalam bidang pengabdian dan kemasyarakatan.
“Bantuan ini untuk meringankan beban para pengungsi yang saat ini masih tinggal di tanda-tanda penampungan. Kegiatan ini merupakan bentuk tri dharma perguruan tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat”, ujar Junaedi ketika didampingi Trival Apriadi, Karo MGS saat menyerahkan bantuan di Pos pengungsi gabungan Jono Oge dan Lalu, Kabupaten Sigi. (Sabtu, 01/12).
Dalam kesempatan yang sama, ketua DKM Manarul ‘Amal UMB Dr Achmad Jamil mengatakan, bantuan ini merupakan hasil dari kerjasama seluruh civitas UMB, yayasan, dan juga Jamaah Masjid Manarul ‘Amal UMB.
“Bantuan ini hasil kerjasama seluruh civitas Universitas Mercu Buana, Yayasan dan jamaah Masjid Manarul ‘Amal Universitas Mercu Buana” kata Dr Achmad Jamil, ketua DKM yang mendampingi rombongan dalam penyerahan bantuan.
Sementara Ketua Posko Pengungsi, Lamakarate mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi atas perhatian yang telah diberikan dunia kampus di Jakarta, khususnya Universitas Mercu Buana (UMB) yang datang ke Palu.
“kami sangat berterimakasih atas kepedulian yang telah diberikan oleh pihak kampus UMB kepada kami di sini, semoga solidaritas dan silaturahim ini tetap terpelihara dengan baik” ujarnya berkaca-kaca.
Deni (35) korban gempa dan Tsunami saat ditemani Dr Achmad Jamil ketua DKM Manarul ‘Amal UMB, mengisahkan kejadian mengerikan yang pernah ia alami, kata Deni, wilayah yang terkena gempa dan Tsunami di Sulawesi tengah terdapat 3 wilayah, yakni; Palu, Sigi, dan Donggola. Sedangkan di Palu sendiri ada beberapa lokasi yang kondisinya sangat parah dampak dari gempa ialah; Perumnas Balaroa, Petobo, dan di Sigi merupakan wilayah terberat di Jono Oge.
“di sini tanah bergerak sejauh 3 km yang menenggelamkan perkampungan, tanah dari perbukitan berupa ladang jagung secara ekstrim bergerak menggeser dan menenggelamkan rumah2 penduduk” kata Deni (35)
Sementara di Donggala ketika terjadi gempa dan tsunami ada beberapa titik terberat yang terkena gempa, yaitu di desa Tompe, kecamatan Sirenja. Banyak penduduk yang anggota keluarganya menjadi korban. Secara psikologis mengalami tekanan. Sementara saat ini pasilitas yang sangat dibutuhkan dengan segera ialah rumah sementara, karena sudah memasuki musim penghujan, harap Deni.
(tam)