
Jakarta, salakaNews- Sebanyak 69 Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dinyatakan sehat dari Kapal Diamond Princess telah tiba tadi malam di Indonesia. WNI akan diberangkatkan dari Bandara Yokohama minggu ini (1/3/2020), pukul 17.00 waktu Haneda, Jepang. Diperkirakan mendarat di Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, pada minggu malam (1/3/2020) pukul 22.30 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo, mengatakan, Ke 69 WNI tersebut akan diangkut mengunakan 4 (empat) bus RSPAD menuju Pelabuhan PLTU Indramayu, dengan perjalanan kurang lebih 2 jam. Kemudian menggunakan KRI dr. Soeharso menuju pulau Seberu Kecil, Kepulauan Seribu untuk dilakukan observasi.
“Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo bersama Menko PMK Muhadjir Effendy akan mengecek kesiapan Bandara Kertajati, keamanan dan sebagainya,” ujar Agus Wibowo, seperti yang diterima Wartalika dalam keterangan tertulisnya, pada Minggu (1/3/2020).
Menurut Agus, rombongan dari BNPB, Kemenko PMK, TNI, dan Kementerian Kesehatan dijadwalkan akan berangkat pukul 10.30 WIB dengan Helikopter PK-TPF ke Kertajati, dari bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Agus Wibowo juga mengungkapkan, berdasarkan informasi, WNI dan Kru Pesawat ketika turun dari pesawat hingga mendarat di pelabuhan PLN merupakan tanggung jawab dari Kemenkes. WNI Diamond Princess terdiri dari 69 orang (67 pria dan 2 wanita) dan 23 pendamping (11 kru Pesawat dan 12 tim medis).
“69 WNI Diamond Princess akan bergabung dengan 188 WNI ABK World Dream yang sebelumnya sudah berada di Pulau Seberu Kecil, namun di lokasi terpisah,” terangnya.
Diketahui, peserta observasi akan mendapatkan fasilitas cottage dan makanan sebanyak tiga kali sehari. Selain itu, rumah sakit mini untuk memantau peserta observasi, tempat tidur di setiap kamar, kamar mandi, pendingin ruangan, hiburan tv, karaoke, peralatan olahraga, mesin cuci, perlengkapan mandi dan sebagainya untuk kenyamanan peserta observasi juga ikut disediakan. Tidak lupa dilengkapi Base Transceiver Station (BTS) dari Telkom untuk memudahkan peserta observasi terhubung dengan keluarganya.
(Redaksi)