Salakanews, Pandeglang- Hanapi (20) salah satu santri yang menimba ilmu di pondok pesantren Bani Utsman, di kampung Pasar, desa Panimbang Jaya, kec. Panimbang. Malam itu ia tak menyadari jika nyawanya akan melayang lewat tangan keji pemuda beringas. Adalah malam petaka sekaligus malam terahir menimba ilmu baginya. Ia bersama teman-temannya bekerja gotongroyong mengambil bahan material yang tak jauh dari pondok pesantren untuk pembangunan pondok dimana ia menimba ilmu.
Pada pertengangah minggu malam sekitar pukul 00.30 WIB (08/03/18). saat itu Hanapi beserta tiga rekannya mengambil bahan material dengan menggunakan gerobak yang terletak di depan Pondok Pesantren. Tiba-tiba Muncullah pengendara motor yang berboncengan dengan suara bising, menurut beberapa saksi, motor yang dikendarai tak layak, hal itu lantaran suara mesin yang keluar dari kenalpot tak sesuai dengan standar yang digunakan. Suara bising di tengah malam pula sontak membuat warga yang dilintasi tak nyaman mendengarnya.
Salka Sanjaya, salah seorang santri senior di Pondok Pesantren Bani Utsman menceritakan kejadian yang menimpa Hanapi sebelum terjadi penusukan yang dilakukan oleh pelaku berinisial Pd, pemuda tanggung yang baru dua bulan ikut mentap di rumah saudaranya yang tinggal di Panimbang. Pada saat kejadian beberapa santri tengah mengambil urugan (bahan material) dengan menggunakan gerobak yang lokasinya berdekatan dengan pesantren.
Pada saat itu lewatlah dua orang pengendara motor dengan suara kenalpot yang tidak sewajarnya, suara sangat bising dan mekakkan telinga, si pelaku oleh santri terlihat dengan sengaja memainkan gas motor, lalu santri yang saat itu ada di sekitar lokasi menegur pelaku dengan suara yang lantang karna jika tidak ditinggikan suaranya tidak akan terdengar, karena suara motor lebih nyaring ketimbang suara santri. Namun teguran berbalas amarah dan amukan membabi buta, si pelaku tanpa tendeng aling-aling langsung berhenti di dekat got memarkirkan motornya, dan mencabut badik yang ada di pinggangnya lalu menyerang santri yang ada di lokasi.
“pelaku langsung mancabut badik yang ada di pinggangnya lalu membabi buta kepada santri yang ada dilokasi tersebut” ujar Salka Sanjaya kepada Salakanews.
Hanapi yang berada di tempat kejadian langsung ditusuk oleh pelaku dengan menggunakan badik ke dada hanapi. Sementara Pajri yang saat itu berada di dekat Hanapi berusaha menghentikan aksi pelaku. Nahasnya pelaku malah semakin membabi buta, hingga pergelangan tangan kiri Fajri terluka penuh sayatan dari sabetan badik milik pelaku.
Santri yang lain kemudian berjibaku melawan kebringasan pelaku, hingga ia dapat dilumpuhkan, sementara Hanapi segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun sayang nyawa Hanapi tak bisa tertolong hingga ia mengehembuskan nafas terahirnya.
Sementara Pelaku diamankan ke Polsek Panimbang, kemudian langsung dibawa ke Mapolres Pandeglang, guna menghindari amukan massa.
Salka Sanjaya beserta santri lainnya berharap, pihak berwajib dapat memproses pelaku dengan hukum yang seadil-adilnya, hal itu untuk membuat efek jera bagi para pelaku.
“karna sudah ada jatuh korban, jadi semoga pelaku bisa dijerat dengan hukuman yang setmpal dengan perbuatannya” harap Salka sanjaya.
Sementara KH. Samani pengasuh Pondok Pesantren Bani Usman saat ditemui di kediamannya mengatakan, pelaku yang belakang diketahui berinisial Pd. merupakan pendatang baru dari Sulawesi, pelaku baru menetap di daerah Panimbang di rumah saudaranya.
“pelaku adalah bukan asli orang panimbang melainkan pelaku berasal dari sulawesi dan tinggal di panimbang di rumah saudaranya, Itu juga baru dua bulan jika tidak salah.” Kata KH. Samani (09/3)
Samani berharap kasus ini dapat segera diproses dengan seadil-adilnya, dan kejadian serupa jangan sampai terulang.
“kita hanya bisa menunggu kelanjutan dari pihak berwajib. Saya berharap Agar kejadian ini bisa di tuntaskan, dan pelaku bisa di berikan hukuman dengan seadil adilnya” ucap H.Samani
Berdasarkan pantauan Salakanews, suasana di PonPes Bani Usman terlihat normal dan tak ada hambatan, aktivitas belajar mengajar terlihat seprti biasa. Para santri mengaji dan belajar kitab kuning sebagai ciri khas pondok pesantren salaf berjalan dengan kondusif. Perbedaan yang mencolok hanyalah pada saat malam hari pengajianpun selalu dijalankan sebagaimana biasanya. Namun pada hari minggu dua hari yang lalu seluruh santri menyolatkan dan ikut membantu proses pemakaman Hanapi.
Pihak kepolisian Resort Pandeglang dan pihak Rumah Sakit belum bisa dimintai keterangan hingga berita ini diturunkan.
(Syam/tam)