Serang, salakaNews- Sejumlah mahasiswa yang dari berbagai organisasi ekstra kampus se-kota Serang melakukan unjuk rasa di depan kampus Untirta serang pada pukul 13.30 WIB, aksi itu dilakukan menyusul adanyan pertemuan para petinggi IMF dan World Bank yang digelar pada tanggal 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua Bali. Pertemuan ini pun tindak lanjut dari agenda yang sudah direncanakan pada tahun sebelumnya yaitu pada Oktober 2015 di mana Indonesia terpilih sebagai Tuan Rumah Annual Meeting (Pertemuan Tahunan) 2018 Internasional Monetary Fund dan World Bank.
Pertemuan itu merupakan acara akbar dimana para pengambil keputusan nongkrong di situ dalam rangka membahas isu ekonomi, keuangan dan isu global lainnya yang akan di hadiri Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota serta sektor swasta, akademisi, NGO dan media.
sementara berdasarkan persepektif mahasiswa, Pertemuan ini di anggap tidak menguntungkan posisi Indonesia, tetapi sebaliknya hanya menjadi objek bagi investor global dalam memperkaya diri mereka. itulah kenapa menurut mereka (kelompok mahasiswa) Bahwa Indonesia dianggap ramah terhadap Investasi dengan upah buruh yang murah, serta penyediaan lahan yang luas hasil perampasan tanah dari rakyat.
“Di saat gempa melanda rakyat Lombok, Palu dan Donggala, pemerintahan Indonesia menghabiskan anggaran yang menyentuh 1 Triliun dari APBN dan BUMN untuk annual meeting IMF dan WB di Bali”, kata Abda Oebismillahi
Sementara menurut Dika Abu Bakar koordinator SDMN (Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional) mengatakan aksi itu dilakukan bentuk protes keras dan menolak kehadiran IMF dan WB (World Bank) di Indonesia yang secara tidak sadar sudah menjajah Indonesia secara ekonomi.
“Aksi ini adalah gerakan rakyat menolak IMF dan WB di Indonesia. Lembaga kapital asing ini, telah menindas rakyat dengan skema penindasan secara perekonomian di Indonesia. Maka tak jarang Tanah Rakyat di rampas, upah buruh murah.” Menurut Dika Abu Bakar
Hal senada dikatakan Abda selaku Koordinator Komite Pendidikan Tinggi Nasional (KPTN), Abda menilai pengaruh Asing dalam menjajah secara ekonomi dapat berdampak buruk pada sektor lainnya seperti dunia Pendidikan yang pada realisasinya kurang signifikan.
“Maka dari itu, kami menolak kedatangan IMF dan WB karena akan merugikan rakyat lewat uang yang di gelontorkan hampir 1 Triliyunan dari APBN dan BUMN untuk kepentingan pemodal”, tegasnya.
Pantauan salakaNews.com aksi berlangsung di Depan Kampus Untirta berjalan lancar. Sementara Mahasiswa yang melakukan aksi tergabung dalam Organisasi UMC (Untirta Movement Comunity) SDMN (Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), KPTN (Komite Pendidikan Tinggi Nasional), NDP (Nuansa Daerah Pendidikan) dan SEMPRO (Serikat Mahasiswa Progresif).
Selanjutnya, aksi ini di warnai dengan penampilan teatrikal dan orasi-orasi pimpinan Organisasi yang tergabung pada masa aksi, dan berakhir pada pukul 16.13 dan di tutup dengan pembacaan puisi.
Rep: Nukman
Ed: tam