Dalam upaya menekan angka diabetes tipe 2 pada anak, Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Mercu Buana (UMB) menggandeng Kelurahan Meruya Selatan menggelar kegiatan edukatif berbasis visual dan pangan lokal. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Mari Bersama Ciptakan Nutrisi Terbaik untuk Keluarga Demi Mencegah Penyakit Diabetes pada Anak” ini berlangsung pada 18 Juni 2025 di Auditorium Gedung Doktoral, Kampus UMB, Jakarta Barat.
Melalui kolaborasi strategis dengan aparat kelurahan dan kader PKK Meruya Selatan, kegiatan ini mengusung pendekatan partisipatif dan kontekstual untuk menyampaikan pentingnya pola makan sehat sebagai upaya preventif terhadap diabetes anak.
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan langsung para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran gizi keluarga serta mendorong pemanfaatan bahan pangan lokal sebagai sumber nutrisi.
Sesi edukasi visual bertema “CINTA” disampaikan oleh Novena Ulita, S.Pd., M.Sn., yang menekankan bagaimana desain infografis bisa menjadi jembatan pengetahuan yang mudah dipahami masyarakat.
“Desain visual bukan hanya soal estetika, tapi juga alat komunikasi yang kuat. Melalui pendekatan visual yang kontekstual, pesan tentang pentingnya gizi dan pencegahan diabetes bisa diterima lebih mudah oleh masyarakat luas,” ujar Novena.
Sementara itu, Bibong Widyarti, seorang petani dan edukator pangan organik, memimpin lokakarya bertema gizi seimbang berbasis pangan lokal. Ia memperkenalkan kembali bahan-bahan lokal sebagai alternatif sehat dan terjangkau bagi keluarga urban.
Acara ditutup dengan penayangan film pendek edukatif “Jejak CINTA di Meja Makan” yang disutradarai oleh Rika Hindraruminggar, M.Sn., dosen DKV UMB. Film ini menggambarkan peran sentral ibu dalam membentuk kebiasaan makan sehat anak, serta bagaimana kasih sayang bisa diwujudkan melalui perhatian terhadap asupan harian di rumah.
“Lewat film ini, kami ingin menyampaikan bahwa cinta seorang ibu bisa tercermin dari makanan yang disiapkan di rumah. Edukasi gizi tidak harus kaku—ia bisa menyentuh secara emosional lewat cerita yang dekat dengan keseharian,” tutur Rika.
“Program ini merupakan bentuk nyata dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam menjawab tantangan kesehatan masyarakat urban. Sinergi antara akademisi, praktisi, dan pemerintahan lokal menjadi fondasi penting menuju masyarakat yang lebih sehat,” tambah Novena.
Dengan kegiatan ini, UMB menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat melalui pendekatan edukatif yang adaptif dan kontekstual, khususnya dalam isu-isu krusial seperti kesehatan anak dan gizi keluarga.