![Dr. Indiwan Seto Dosen UMN bersama Warga Desa Binaan](https://salakanews.com/wp-content/uploads/2021/06/Dr.-Indiwan-Seto-Dosen-UMN-bersama-Warga-Desa-Binaan-640x303.jpg)
Kab. Tangerang, salakaNews.com – Tim dosen Kampus Universitas Multimedia Nusantara secara terbuka siap membantu warga desa binaan kampus yakni dalam mengubah sampah organik limbah rumah tangga menjadi pupuk cair organic untuk menyuburkan tanaman warga.
Ketua Tim Dosen UMN, Indiwan Seto Wahjuwibowo mwngatakan, pihaknya mengaku telah melakukan riset dan uji coba di Kampusnya dalam pembuatan pupuk cair dengan merangkul masyarakat khususnya sebagai desa binaan yang saat ini terus bekerjasama.
“Kami sudah melakukan riset dan ujicoba di kampus, dalam pembuatan tong dan simulasi pembuatan pupuk cair di kampus bekerjasama dengan dosen-dosen Ilmu Komunikasi, Teknik dan Ekonomi Bisnis,” ujar Indiwan seto wahjuwibowo, di Tangerang, Senin (14/6).
![](https://salakanews.com/wp-content/uploads/2021/06/Dosen-UMN-pengebangan-Pupuk-Cair-e1623647625294.jpg)
Program pembuatan pupuk cair organic tersebut dilaksanakan di sejumlah desa Binaan kampus UMN, yakni di wilayah Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, di desa Lengkong Kulon, dan desa Serdang Wetan, Kabupaten Tangerang.
Tetapi sebelum diperkenalkan di desa binaan, secara terbatas sudah disimulasikan dan diuji coba di kampus UMN dan melibatkan sejumlah pedagang buah di wilayah Tangerang.
Menurut Indiwan yang juga Kepala Pengabdian Kepada Masyarakat UMN saat ini di sekitar kampus, pemanfaatan sampah atau limbah organic dari rumah tangga masih sedikit, padahal bila dikelola secara maksimal akan bisa menghasilkan uang.
Saat simulasi dan uji coba pembuatan pupuk cair, sampah organic dari kantin di kampus UMN kemudian dipilah dan dibersihkan dari sampah plastic dan B3, kemudian dimasukkan ke dalam alat pemrosesan berupa drum atau ember dan dibantu proses pembusukannya menggunakan cairan EM4 atau larutan bioaktivator alami. sementara EM4 di gunakan untuk memfermentasi bahan Organik di dalam tanah, menjadi unsur – unsur organik, meningkatkan kesuburan tanah dan produktifitas tanaman. Dapat juga digunakan sebagai bioaktivator sebagai Campuran pupuk kandang dan kompos.
“Setelah berhasil dan diujicoba di kampus, kemudian tim mulai melakukan sosialisasi dan pelatian pembuatan pupuk cair dengan mengundang sejumlah warga desa binaan, khususnya dari Lengkong Kulon dan Bojong Nagka,” terangnya..
Ada pun tujuan dan manfaat dari Program tersebut adalah untuk membantu desa –desa binaan UMN seperti lengkong kulon dari segi pengelolaan sampah. Pengelolaan ini untuk sampah organik seperti kertas dan plastik atau bisa diolah menjadi kerajinan tangan. Untuk sampah an-organik seperti sisa makanan dan kulit buah.
Dari sampah tersebut bisa dijadikan pupuk cair organic. Selain itu hasil dari pengelolaan ini bisa dijual dan menghasilkan uang yang digunakan untuk mengembangkan desa Lengkong Kulon menjadi lebih baik.
Solusi yang ditawarkan dengan Program Kemitraan Masyarakat ini adalah dengan membuat sistem pengolahan sampah menjadi pupuk cair organik menggunakan peralatan sederhana yang ada di sekitar desa. Para dosen memberikan penyuluhan tentang bagaimana pengelolaan sampah yang baik pada lingkungan Desa Lengkong Kulon. Dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Dari kegiatan ini kemudian outputnya disampaikan dalam konferensi ilmiah Pengabdian kepada masyarakat dan CSR yang digelar Oktober lalu.
Ke depannya, khususnya setelah pandemic berakhir, Kampus UMN akan melatih secara massal generasi muda agar bisa memanfaatkan teknik ini untuk mengubah sampah organic khususnya sampah yang berasal dari limbah rumah tangga.
Indiwan berharap dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, bisa lebih mengoptimalkan penanganan sampah lingkungan sekaligus memberikan kemampuan bagi warga desa binaan agar bisa mendapat pemasukan baru dengan mengubah sampah menjadi pupuk cair yang bisa meningkatkan penghasilan warga.
(red)