TANGERANG, salakaNews- Kampung Sodaqoh, itulah nama yang disematkan pada RW 08, kelurahan Poris Gaga, kecamatan Batuceper, kota Tangerang, Banten. Berawal dari kebiasaan positif warga yang melakukan amal sodaqoh untuk membantu sesamanya, terutama anak yatim-piatu dan kaum dhuafa.
Disematkannya nama kampung Sodakoh (sedekah-red.) pada RW 08 tersebut nampaknya bukan sekedar julukan biasa, hal itu tak lain karena masyarakat tersebut sudah terbiasa melakukan amaliah seperti sodakoh, dan amal-amal lainnya.
Kebiasaan itu rupanya menginsfirasi warga untuk mendirikan Rumah Yatim Amanah yang belakangan dijadikan sebuah nama lembaga. Pendirian tersebut berlangsung sejak tiga tahun lalu, dengan diisi beberapa kegiatan amal lainnya seperti pembuatan bank sampah, iuran warga tiap minggu, dan kegiatan pengumpulan beras secara sukarela pada tiap jumat.
Asih Juarsih, ketua Rumah Yatim Amanah mengatakan, saat ini pihaknya tengah sibuk mengerjakan banyak program untuk kemajuan di kelurahan Poris Gaga. Arsih tidak hanya berkiprah sebagai pengelola rumah Yatim Amanah, ia juga bekerja di kelurahan Poris Gaga sebagai ketua UP2K Pokja Sehat.
“sebelum terjun ke warga kita ijin dulu ke pak RT dan RW, dilajutkan ke kelurahan dengan dukungan penuh dari pak lurah dan pak Sekel (sekertaris kelurahan), setelah mendapat dukungan itu ahirnya kita bergerak,” kata Asih, Kamis (6/2/2020).
Dia menuturkan proses pendirian Rumah Yatim Amanah nyaris tak ada kendala, karena semua warga sangat mengapresiasi memberikan dukungan dalam kegiatan amal itu.
Setelah pulang kerja dan kembali ke rumah, Arsih dengan semangat turun rembug bersama masyarakat, untuk membina anak-anak yatim serta ibu-ibu PKK agar tetap memiliki pola hidup sehat dan mandiri.
Keberadaan rumah yatim amanah hingga kini usianya baru menginjak tahun ke 3, dengan jumlah anak yatim sebanyak 48 anak yang diambil dari 8 RW.
“alhmdulillah motivasi dari warga juga uang santunan dari warga itu berkah dan dapat dibagikan ke anak-anak,” ujarnya.
Perhatian anak-anak yatim tak hanya ditujukan oleh warga sekitar, tetapi juga dari intansi terdekat, seperti polsek Batu Ceper, dan juga Kelurahan. Faktor penentu berjalannya santunan pada anak yatim tersebut, kata Asih, karena proses penyaluran bantuan untuk anak yatim-piatu dan kaum dhuafa sangat transfara.
“kegiatan amal ini berjalan, karena kita ada bukti dan warga juga makin semangat dalam bersedekah,” katanya.
Sementara, Sekertaris Kelurahan Poris Gaga, Sugiharto mengaku bangga pada masyarakat yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, selain itu kata dia, semangat bersodaqoh yang hingga kini masih terus berlangsung.
“sebagai pelayan masyarakat, kita akan mendorong dan mengarahkan mereka, sehingga semangat berbagi itu terus berjalan,” kata Sugiharto, Sekel Porisgaga.
Asih berharap, kedepan semakin banyak orang-orang yang peduli dengan anak Yatim, dan kaum dhuafa, dengan begitu persoalan sosial baik masalah kemiskinan maupun kebodohan dapat diatasi secara bersama-sama, tandasnya.
(redaksi)