Pandeglang, salakaNews.com – Guru honorer Dedi Mulyadi yang mengajar di salah satu sekolah di Sindangresmi, kabupaten Pandeglang dibayar Rp 12.500 sekali mengajar.
Dedi Mulyadi (41) mengajar di SD Pasir lancar, kecamatan Sindangresmi, kabupaten Pandelang Banten. Ia mengajar sejak 2007 dengan status guru honorer. Meski datanya telah masuk di kemendikbud, akan tetapi untuk penghasilan, Dedi hanya dibayar Rp12.500 dalam sekali mengajar. Itu pun jika ia masuk, bila berhalangan hadir maka tak mendapatkan bayaran.
Mengingat di sekolah tersebut kekurangan tenaga pengajar, Dedi kemudian diberi tugas oleh kepala sekolah sebagai guru kelas, degan ketentuan memegang semua mata pelajaran. Meski Dedi hanya lulusan PAI (pendidikan agama islam) namuan pelajaran lain seperti matematika, IPS, dan pelajaran lainnya menjadi tanggungjawabnya di kelas.
Anggota DPR RI dari praksi Golkar yang juga mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menghubungi guru honorer tersebut saat mengetahuinya pada sala satu berita di media. Melalui stafnya Lutfi, Dedi Mulyadi bisa berkomunikasi dengan Dedi.
“Diberita muncul bapak (Dedi) dapat honornya Rp12.500 itu gimana ceritanya?” Tanya kang Dedi (sapaan Anggota DPR RI Dedi Mulyadi) seperti dikutip salakanews.com dalam chanel youtube kang Dedi Mulyadi, Rabu (24/3/2021).
“ya itu kan kalo masuk harian dibayarnya segitu pak, namun bila tidak masuk maka bayaran tersebut akan hangus atau hilang” ujar Dedi yang secara kebetulan memiliki nama yang sama dengan kang Dedi Mulyadi.
Bila menghidupi keluarga bapak bagaimana? Tanya Dedi.
Guru Dedi menjelaskan, meski penghasilan tidak mencukupi, namun Dedi tak pernah patah arang, ia bekerja apa saja untuk mendapatkan penghasilan tambahan, seperti mencangkul, ngojek, dll.
“apa saja lah pak yang penting mah halal,” kata Dedi tersenyum lirih.
Dia juga mengeluhkan sulitnya belajar secara daring (dalam jaringan/internet) mengingat lokasi tempat Dedi mengajar dan tinggal di daerah pedalaman sehingga susah signal, belum lagi anak-anak siswa tidak memiliki HP sehingga sulit mengikuti aturan yang ada.
Dalam perbincangan itu ia juga menuturkan bagaimana kondisi infrastruktur yang tidak memungkinkan seperti jalan rusak, dan sarana belajar mengajar amat terbatas.
Dalam perbincangan itu terungkap, Dedi merupakan lulusan perguruan tinggi STAIBANA Menes, Pandeglang. Ia mulai mengajar sejak tahun 2007. Hingga kini masih berstatus guru honorer.
Penghasilan yang ia dapat jika dijumlahkan dalam sebulan hanya Rp250.000, nilai yang jauh dari kata layak. Uang sejumlah itu untuk menghidupi istri dan seorang anaknya.
Meski datanya telah terdaftar di kemendikbud, namun untuk mendapatkan penghasilan, Guru Dedi hanya mengandalkan dari dana bantuan oprasional sekolah (BOS).
“kalau data di kemendikbud saat ini sudah ada pak, namun kalau penghasilan paling diambil dari dana BOS pak,” kata Dedi saat menjawab pertanyaan Dedi Mulyadi.
Dari perbincangan lewat telepon itu, kemudian kang Dedi Mulyadi mengajak Dedi untuk datang ke Purwakarta dimana ia tinggal. Kang Dedi Mulyadi akan menyambut Dedi dengan menyediakan tempat penginapan di hotel serta dapat bertemu dengan guru-guru di daerah Purwakarta.
“pak Dedi nanti ke Jakarta nanti tukeran mobilnya dengan tim saya, semangat terus pak yah nanti ketemu dengan saya kita siapin penginepan” kata kang Dedi.
Mendengar kabar itu ibunda Dedi terisak haru bahagia, ia tak menyangka anaknya bakal ke Jakarta menemui anggota DPR RI Dedi Mulyadi.
“pak alhamdulillah wasyukurilah, pak terimakasih ya pak yah anak saya mau dibawa kesitu ya pak, saya gak disangka banget bakal bertemu dengan bapak pak yah” ujar ibunda Dedi yang tidak menyebut nama.
(Red)