YERUSALEM, SALAKANEWS.com- Di hari kedua Forum Travel Partner Indonesia(FTPI) yang dipimpin langsung Edy Hamdi bersama rombongan mengikuti kegiatan buka puasa bersama warga palestina di komplek Masjid Al-Aqsho kota Yerusalem. Pada kegiatan kali ini Edy menyebutkan warga Palestina yang melaksanakan buka puasa bersama jumlahnya meningkat diabanding hari pertama, diperkirakan yang ikut Takjil Iftar (buka puasa di falam masjid aqsho) sekitar 600 – 1000 jamaah. Adapun awal taraweh berkisar 5000 jamaah lebih.
Hal itu karena seiring diberlakukannya surat ijin dari pihak Israel untuk warga Palestina yang ingin memasuki kompleks suci Al-Aqsha.
Adapun jumlah yang dikeluarkan pihak otoritas Israel sebanyak 150 ribu orang warga palestina yang tinggal di luar kota Yerusalem tanpa batasan umur, seperti kota Yeriko, Betlehem, Nazareth dan lain-lain. jumlah ini cenderung ada peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Edy Hamdi selaku ketua yayasan FTPI mengatakan, Saat ini yang ikut melaksanakan shalat Taraweh berjamaah baru sebatas warga palestina saja, akan tetapi kata dia jumlah jemaah itu akan meningkat menjelang Lailatul Qodar yaitu tanggal 20 Ramadhan ke atas yang akan dikunjungi dari berbagai kota dan dari negara-negara muslim.
“dalam taraweh baru sebatas warga palestina saja dan ada beberapa negara-negara islam dunia yang jumlahnya ribuan, namun biasanya jelang 20 ramadhan keatas akan Nampak jumlahnya yang padat,” ujar Edy melalui pesan elektronik yang dikirmkan kepada SALAKANEWS.com (selasa, 7 Mei 2019).
Adapun suplai makanan untuk berbuka puasa sebagian didatangkan dari luar, untuk mencukupi kebutuhan selama ramadhan itu, pihak Israel khususnya aparat keamanan, tak memiliki standar khusus bagi pihak luar untuk menyalurkan bantuan bagi warga Palestina, hanya saja kata Edy pihak Israel kerap meberlakukan suatu kebijakan untuk warga Palestina berdasarkan Mood.
“Tidak ada suatu standar aturan yang baku bagi aparat keamanan Israel untuk melarang bantuan Iftar(buka puasa) dari negara lain seperti yang kami lihat pada hari pertama, kecuali dari beberapa organisasi negara Australia, Oman, dan Satriani mewakili Indonesia. Hanya tergantung ‘mood’ aparat Israel yang bertugas saja,” ujarnya sembari menahan senyum.
Namun lanjut Edy, untuk tahun ini pihak israel melarang sumbangan makanan dalam bentuk makanan berat seperti daging dan nasi.
“Hanya dibolehkan Roti, Kentang, Ayam, Susu, kurma, air, dan kueh-kue ringan.” Terangnya.
Edy Hamdi selaku ketua yayasan FTPI yang menaungi beberapa travel seperti Satriani yang tiap tahunnya membuka program perjalanan wisata ruhani ke beberapa negara di Tumur Tengah dan juga Eropa, diantara tempat yang dikunjungi ialah beberapa kota suci di Palestina, termasuk di dalamnya kompleks Suci Al-Aqsho.
Satriani dibawahnaungan FTPI selalu berpartisipasi dalam memberikan takjil Iftar Ramadhan sejak 3 tahun terahir hal itu kata Edy merujuk pada sebuah hadits Rasul yang soheh. Adapun makna dari hadist rasul itu ialah sebagai berikut:
Ketika kompilasi Maimunah ra bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya nabi Allah, berilah kami fatwa tentang Baitul Maqdis.”
Maka Rasulullah menjawab, “Bumi tempat bertebaran dan tempat berkumpul. Datanglah ia, maka shalatlah yang diatur, karena sepenuhnya shalat di bawa seperti 1000 dari shalat di tempat lain.”
Maimunah berkata lagi, “Bagaimana kalau aku tidak bisa ya Rasulullah?”
“Maka berikanlah minyak untuk penerangnya. Barang siapa yang memberikannya maka ia harus mendatanginya.” (HR. Ahmad). Kata Edy menjelaskan.
Ada pun Edy beserta Jamaah Satriani berada di kota yerusalem, Palestina selama 4 hari dan dilanjutkan ke kota Mekah, dan Madina Saudi Arabia.
(Rd/slk)