Kab. Tangerang, salakaNews– Kunjungan Sandiaga Uno kewilayah Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, sangat direspon oleh masyarakat setempat, terutama bagi mereka yang menggeluti usaha berskala kecil dan menengah.
Pada pertemuan itu Sandi yang juga dikenal dengan program Ok/Oc-nya banyak dilempari pertanyaan dari warga terkait kiat agar usahanya mendapatkan bantuan, mengingat saat ini sangat sulit uuntuk mendapatkan bantuan dari bank.
Kepada para pelaku UKM itu Sandi mengatakan, program yang digulirkannya hanya focus pada para pelaku usaha kecil menengah, karena menurutnya usaha yang bersekala besar biasanya sudah mandiri, sementara para pelaku usaha kecil harus dibantu dan didorong agar tetap tumbuh dan berkembang untuk jangka panjang.
” kami datang kemari, pertama tama ingin bersilaturahmi dengan ibu dan bapak yang ada disini, terkait dalam dunia usaha yang berskala kecil, karena yang berskala besar itu biasanya sudah mandiri, jadi fokus saat ini pada usaha berskala kecil,” papar Sandi. Selasa (15/01/2019)
Diakui, bahwa saat ini dunia usaha sedang dihadapkan pada dunia Globalisasi, dimana suku bunga Bank, hampir semua pada naik, ditambah ikilm tenaga kerja, yang hampir rata rata sulit dan harus membayar pada jasa tenaga kerja yakni Outshorshing, itupun belum tentu dijamin masuk, lalu adanya tenaga kerja asing yang selalu menghantui tenaga kerja lokal.
“Khusus pada dunia usaha berskala kecil meminjam modal usaha sebaiknya pada Bank Syariah, dimana tentunya tidak membebankan mereka, karena diakui saat ini daya beli masyarakat kita berkurang, walau harga tidak naik, sementara bahan bakunya semakin lama semakin naik ,” kata Sandi.
Jumiati (36) pelaku usaha kecil yang berjualan ice cream dalam kesempatan itu meminta arahan bagaimana usaha yang ia geluti dapat terlepas dari pinjaman yang berbau riba, karena menurutnya dalam ajaran Islam tidak dibenarkan, akan tetapi sangat sulit untuk dihindarinya.
Hal senada dengan Anto (33) yang berjualan Topi dari anyaman bamboo, ia mengeluhkan sulitnya memasarkan dagangannya, selain itu produknya diharuskan menggunakan bahan dari kain.
“Sejaka zaman orde baru dulu saya sudah produksi topi anyaman dari bahan bambu, koq kenapa sekarang diarahkan untuk gunakan pakai dari bahan kain, malah produk topi bambu saya ini sudah dapat linsensi dari ibu Tien Soeharto (almarhumah),” tutur Anto, mengakhiri percakapannya dengan awak media.
Rep: Fatah
Ed: tam