Salakanews, Serang – Banten dengan lahan pertanian yang sangat luas dan subur memiliki potensi yang sangat mendukung dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan, akan tetapi adanya orientasi yang salah akhirnya lahan subur itu tidak tergarap dengan baik.
Hal itu dikemukakan oleh Gubernur Banten Wahidin Halim dalam sambutannya sekaligus membuka acara JOB FAIR yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten (22/08/17) di halaman Masjid Raya Al-Bantani.
Menurut Wahidin, terjadinya pengangguran dan kemiskinan di Banten muncul karena misorientasi pada anak-anak muda saat ini, mereka yang hidup di pedesaan dengan lahan pertanian yang memadai mestinya tidak pergi ke kota dan bekerja di pabrik, tapi bagaimana lahan tidur itu dimanfaatkan secara maksimal.
“Dulu pertanian digandrungi, sekarang oleh anak-anak muda ditinggalkan, padahal potensi pertanian itu luar biasa, ribuan hektar bahkan jutaan hektar masih belum digarap, tetapi semua maunya kerja dipabrik” ungkapnya.
Selain itu Wahidin juga menyinggung para akademisi baik dosen maupun sarjana pertanian yang enggan terjun mengelola pertanian, mereka malah lari ke industri, belum lagi dari luar datang Banten berbondong-bondong untuk mencari pekerjaan.
Dikatakannya pihaknya telah mengusulkan kepada perguruan tinggi untuk membangun dan menciptakan jurusan-jurusan yang siap membangun teknologi. “tidak hanya sekedar membantu prodi-prodi baru, jurusan-jurusan baru, akan tetapi pihaknya berharap setiap perguruan tinggi dapat membangun dan ciptakan jurusan yang menghasilkan daya saing tinggi, sehingga lulusan itu dapat menciptakan lapangan kerja bukan pencari kerja” harapnya.
Oleh karena itu semakin banyak perguruan tinggi membangun jurusan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, maka diharapkan semakin mudah kita mengatasi pengangguran dan Disnaker juga tidak dibiarkan sendiri untuk mengatasi pengangguran-pengangguran sekolah, tapi juga semestinya dinas pertanian, dinas-dinas yang lain bergerak bersama mengatasi pengangguran, sebab kalau semua pihak bergerak pada industri apalagi industri yang bukan padat modal, bukan industri yang berorientasi pada tekhnologi baru, maka bukan tidak mungkin Cina pun akan pada ke Banten.
“ itu kita lihat Cina yang bekerja di pabrik Semen berapa banyak itu, padahal mereka cuma lulusan SMP, SMA, tapi memang karena mereka yang punya, mereka tempatkan dan prioritaskan orang-orang mereka di sini” cetusnya.
Wahidin juga menyinggung adanya dugaan praktik kotor yang dilakukan antara oknum kepala desa, calo dan manajer di perusahaan yang berada di Cikande, Kabupaten Serang. Mereka memungut calon karyawan yang akan masuk ke salah satu perusahaan dimintai sejumlah uang, mulai dari empat sampai delapan juta rupiah.
“Coba bayangin padahal kontrak cuma satu tahun, tapi mereka mau bekerja dipungut 4-8 juta ada dugaan kerja sama kepala desa, calo dan kerja sama dengan manajer di PT itu, ini kurang ajar saya pikir” tegasnya.
Itulah kenapa Wahidin meminta kepada semua pihak khususnya penyelenggara pemerintahan di seluruh SKPD membuat kebijakan dalam format yang terukur, pendekatannya dilakukan tidak pada bentuk parsial tapi harus konfrehensif yang didukung oleh DPRD bagaimana kita bisa mengurangi secara lengkap, simultan, agar pengangguran yang ratusan ribu itu jangan sampai terkatung-katung, tidak memilik pekerjaan. (tama)