Universitas Mercu Buana Terapkan Teknologi Pengelolaan Sampah di Pondok Pesantren Bait Qurani, Bojong Kulur – Bogor

0
20
views
serah terima Alat dari Ketua PKM Dr.Nurato kepada Ibu Emma perwakilan yaysan Pesantren Bait Qurani Bogor.

Dalam upaya mendukung gerakan green economy dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, Universitas Mercu Buana (UMB) melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Pondok Pesantren Bait Qurani, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah organik dan anorganik yang menumpuk di lingkungan pesantren, sekaligus memberikan solusi berbasis teknologi sederhana yang dapat meningkatkan perekonomian pesantren

PkM merupakan salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi selain Pengajaran dan Penelitian. UMB rutin menggelar acara PkM setiap tahunnya di berbagai wilayah sebagai wujud nyata #UMBPeduliNegeri.

Dr. Nurato, ketua tim PkM UMB dari Jurusan Teknik Mesin, menjelaskan bahwa program ini melibatkan pengenalan dan pelatihan penggunaan teknologi sederhana untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk cair menggunakan alat komposter.

“Selain itu, sampah anorganik akan diolah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual. Kami juga membantu pesantren dalam mengelola data administrasi siswa dengan membuat software Administrasi Aplikasi Pintar,” tambahnya.

Bait Qurani, yang berdiri sejak tahun 2008 di bawah kepemimpinan Ustad Mahsum Salim, telah berkembang menjadi lembaga pendidikan formal dan non-formal yang diminati masyarakat. Namun, pesantren ini menghadapi masalah lingkungan yang serius akibat penumpukan sampah yang tidak diolah, serta kesulitan dalam mengelola data administrasi siswa.

“Kami sangat bersyukur dengan kehadiran tim dari Universitas Mercu Buana yang memberikan solusi untuk mengatasi masalah sampah di pesantren kami. Selama ini, sampah menjadi masalah besar yang tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga berpotensi menimbulkan penyakit,” ujar Ustad Mahsum Salim.

Penyuluhan dan Praktik pembuatan pupuk cair dan padat dari sampah anorganik

Lebih lanjut Dr. Nurato menjelaskan kegiatan yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) ini melibatkan 25 peserta, termasuk dosen dan mahasiswa.  Melalui inovasi ini, sampah yang sebelumnya tidak berguna di lingkungan pesantren kini dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi, sekaligus mendukung upaya pelestarian lingkungan.

“Kami berharap, melalui kegiatan ini, pesantren dapat mengelola sampah dengan baik sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, sekaligus meningkatkan taraf ekonomi pesantren melalui penjualan produk-produk hasil olahan sampah,” ujar Dr. Nurato.

Hasil dari kegiatan ini tidak hanya berupa alat teknologi, tetapi juga jurnal ilmiah, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di pesantren. “Sekitar 95% peserta sangat menyetujui dan mendukung kegiatan ini, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi pesantren,” pungkas Dr. Nurato.

Sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kegiatan ini juga memberikan pengakuan setara 6 SKS bagi mahasiswa yang terlibat. Kegiatan ini memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU) 2 dan 3, dengan fokus utama pada pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan green economy.