
Jakarta, salakaNews – Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat melakukan audiensi dengan Dewan Pers. Pada pertemuan itu, ketua umum SMSI Firdaus mengatakan, organisasi yang dipimpinnya sedang membuat persiapan acara ‘World Press Freedom Day‘ yang akan dilaksanakan pada 16 April mendatang.
Menurut Firdaus, kegiatan tersebut digagas, menyusul penghargaan yang diterima SMSI Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), karena dapat mempublikasikan satu tulisan opini yang kemudian dimuat ratusan media Siber anggota SMSI, dari Sabang hingga Merauke dalam waktu singkat.
Sementara itu, menyinggung kegiatan World Press Freedom Day yang digagas SMSI, Agus Sudibyo, dalam diskusi tersebut mengingatkan tentang wabah virus Corona yang sangat berpengaruh terhadap event-event internasional.
Selain itu, lelaki berkacamata ini mengusulkan agar media Siber aktif mengkampanyekan Pilkada Damai menjelang Pilkada serentak yang akan dilaksanakan sekitar empat bulan lagi.
“Pilkada Damai Media Berkualitas Dan Bermartabat” begitu tema kampanye Pilkada damai yang diusulkan Agus Sudibyo, di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat , Selasa (10/3/2020),
Agus Sudibyo menyebut, SMSI akan sangat efektif menjalankan kampanye Pilkada damai karena sudah memiliki Cabang di 31 provinsi ditanah air.
Hadir dalam audiensi, Ketua Umum SMSI, Firdaus, H.M. Nasir Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Bernardus Wilson Lumi, Ketua Bidang Pendataan dan Verifikasi, Delianur, Ketua Bidang Luar Negeri, Yono Hartono Wasekjen, Erfik Penasehat dan Yoga Konsultasi WPFD 2020. Rombongan diterima oleh Agus Sudibyo, dan Maria.
Pada kesempatan yang sama, Erfik mengatakan, meskipun SMSI mempunyai agenda World Press Freedom Day, namun menurutnya Kampanye Pilkada Damai dan Media Bermartabat adalah hal yang mesti dilakukan.
“Media mesti tetap independen dan menjaga martabat nya dalam Pilkada serentak tahun ini,” ucap Erfik.
Senada dikatakan Yoga, hal lain yang sekarang sedang menjadi kecemasan masyarakat, yaitu perihal hoax dan wabah corona.
“Hoax virus Corona ini bukan hanya menyesatkan masyarakat, tetapi juga sudah membuat masyarakat panik sehingga bertindak tidak proporsional. Begitu juga terhadap hoax jelang pilkada serentak, informasi yang sampai kepada masyarakat harus jernih,” pungkas Yoga.
(redaksi)