salakanews.com – Penyanyi Dangdut Campursari Legenderis Didi Kempot meninggal dunia pada selasa, (5/5/2020). Didi menghembuskan napas terahirnya di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo pukul 07.30 WIB.
Didi Kempot dengan nama asli Dionisus “Didi” Prasetyo, lahir di Surakarta pada 31 Desember 1966. Ia lahir dari keluarga berdarah seni. Ayahnya bernama Ranto Edi Gudel atau sering disapa Mbah Ranto merupakan seorang seniman tradisional yang terkenal di Jamannya.
Panggilan “Kempot” yang melekat pada nama Didi berawal dari hijrahnya ke Jakarta meniti karir sebagai seorang seniman jalanan. Pada tahun 1987 ketika ia di Jakarta kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Senen, Cakung, Slipi, dan beberapa daerah lainnya di Jakarta. Dari sana terbentuklah Julukan “Kempot” yang berarti “Kelompok Pengamen Trotoar”.
Lagu-lagu Didi Kempot hingga kini makin diminati oleh anak-anak muda, julukan pun kerap sematkan oleh penggemarnya padanya, seperti “Godfather of Broken Heart” hal itu karena lagu-lagu yang diciptakan Didi banyak bertemakan pata hati dan kehilangan. Sehingga para penggemarnya menamakan diri sebagai “Sobat Ambyar”.
Belakangan ada beberapa penyanyi yang memabawakan lagu-lagu Didi Kempot, bahkan tak jarang mereka mengaransemen menjadi lagu baru.
Sebagai Pencipta lagu, Didi Kempot pernah mengatakan, dirinya tidak menolak jika lagu-lagunya di-cover oleh penyanyi lain dengan catatan penyanyi tersebut mesti meminta izin padanya. Hal itu kata dia setiap karya yang dihasilkan memiliki hak cipta.
“mengubah ulang karya seseorang dan mengkomersilkannya tentu harus meminta izin pada pencipta lagu tersebut, karena yang meng-cover mendapat royalty sementara penciptanya tidak” ujar Mamiek Prakoso kakak Kandung dari Didi Kempot.
Sebanyak 700 lagu yang ia ciptakan sebagian besar berbahasa jawa. Menariknya orang-orang di luar jawa juga menikmati lagunya. lantaran liriknya yang syahdu dan suaranya yang lembut.
Segudang penghargaan pun ia terima, mulai dari penyanyi solo pria tebaik, dan penyanyi terbaik pada 2001, pada tahun 2002 ia mendapatkan 4 penghargaan sekaligus yakni sebagai artis Solo/Duo/Group/Kolaborasi Terbaik, album terbaik, lagu dangdut etnik terbaik, penyanyi rekaman lagu dangdut etnik terbaik, pada 2003 karya produksi tradisional terbaik, penyanyi rekaman lagu dangdut terbaik, pada 2005 sebagai dangdut kontemporer, pada 2010, 2011, 2014, 2015, 2016 masing-masing sebagai pemenang dan penerima nominasi karya produksi lagu berbahasa daerah terbaik, pada 2012 solo pria dangdut kontemporer, 2013 produser penata music dangdut, dan solo duo grup dangdut berbahasa daerah, pada 2018 penyanyi dangdut pria solo terpopuler, dan pada 2019 sebagai penyanyi dangdut solo pria terpopuler, lagu dangdut terpopuler, dan Penghargaan Khusus Maestro Campursari pada 2019.
(red)