Penyaluran Program BPNT di Kecamatan Picung Disoal, Data Penerima diduga Tidak Objektif

0
842
views
kartu keluarga sejahtera (foto: dok)

Pandeglang, salakaNews –  Program bantuan penerima non tunai (BPNT) di kecamatan Picung, kabupaten Pandeglang disoal, hal itu diduga identitas Penerima bantuan tidak sesuai dengan data yang diusulkan.

SM (70) warga penerima manfaat pada program keluarga sejahtera (KKS) desa Pasirsedang, kecamatan Picung tak menyadari jika namanya terdaftar di dua kartu ATM program BPNT.

Selain itu dalam program bantuan  tersebut ditemukan dua pengguna ATM Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sebagai alat transaksi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ternyata bukan miliknya melainkan atas nama orang lain.

Amah (52) pemegang kartu KKS BPNT warga Kp. Seuti Pasir, desa Pasirsedang, Kecamatan Picung, merupakan salah satu penerima bantuan atas nama orang lain. Ia mengaku telah empat kali menerima bantuan, akan tetapi Amah tak mengetahui bila kartu yang dipegangnya atas nama Deti.

Amah mengaku kartu ATM KKS atas nama Deti yang saat ini padanya adalah pemberian dari Kepala Desa Pasirsedang.

“Kartu ATM KKS BPNT bernama DETI yang dipegang saya sudah empat kali pencairan pemberian dari pak Agus selaku Kepala Desa Pasirsedang. Walaupun pensiunan pegawai di perkebunan kelapa sawit, yah kalau dikasih pasti saya terima,” kata Amah, Rabu (6/5/20).

Sementara Jaemah warga lainnya mendapatkan bantuan atas nama Murni, ia mengaku mendapatkan kartu KKS BPNT tersebut pemberian Umayah yang tak lain pemilik Agen Sembako.

“Saya tidak kenal dengan Murni pemilik kartu ATM yang sebenarnya, saya hanya menerima pemberian saja dan memang sudah beberapa kali dicairkan,” kata Jaemah.

SM (70) warga yang identitasnya enggan dicantumkan mengatakan, ia mengetahui ada dua KPM BPNT yang tergolong ekonomi mampu namun mendapatkan bantuan untuk warga pra sejahtera.

Lebih lanjut SM menuturkan, terdapat puluhan warga di Desa Pasirsedang memiliki kartu ATM KKS BPNT yang ditarik oleh pemilik agen sembako bernama Umayah, pengumpulan ATM milik warga tersebut dengan dalih atas perintah dinas terkait (Dinas sosial) yang kini menjadi buah bibir di tengah masyarakat.

“Kami heran pak, orang mampu kok bisa mendapatkan kartu ATM BPNT, sementara orang tergolong miskin tidak menerima,” Ujar SM.

Terpisah Umayah ketika dihubungi sedang tidak ada di tempat, begitu juga dengan kepala desa Pasir Sedang belum dapat memberikan tanggapan terkait masalah tersebut, hingga berita ini diturunkan.

Editor: tam

Reporter: dad