Pemkab Pandeglang Dituding Tak Punya Solusi Atasi Banjir di Patia

0
1561
views
Sejumlah rumah penduduk di Patia tererndam banjir, kondisi ini setap tahun kerap terjadi. pihak pemerintah diminta mencarikan solusi untuk mengantisipasi agar warga tak terkena banjir. (foto: Salakanews)

Salakanews, Pandeglang- Selama beberapa hari hujan lebat terus mengguyur kabupaten Pandeglang mengakibatkan sejumlah daerah di beberapa kecamatan terendam banjir diantaranya kecamatan Pagelaran dan Patia. Dari beberapa wilayah itu yang kerap terjadi banjir ialah kecamtan Patia

Pantauan Salakanews, beberapa desa di kecamatan ini terndam banjir diantarantanya desa Suryaneun, desa Rahayu, desa Idaman, dan desa Ciawi.

Mastari sekdes desa Suryaneun kepada salakanews mengatakan Banjir yang menggenangi wilayah Patia berlangsung selama seminggu, ia mengatakan yang menjadi persoalan seringkali datangnya banjir ke beberapa desa itu ialah selain curah hujan yang cukup tinggi juga area pemukiman penduduk dengan sungai yang ada datarannya tidak jauh berbeda, hanya saja sungai Cilemer yang berdekatan dengan sebagian rumah warga itu sudah dibangun, dan belum rampung sehingga menyebabkan air sungai cepat meluap ke permukaan, Katanya.

“ini sudah 1 minggu, merendam  11 Rt, 250 Kk, 700 Jiwa, bahkan tidak hanya Ds. Suryaneun tapi desa Rahayu, desa Ciawi, desa  Idman menjadi korban banjir tahun ini”. Ujar Mastari (01/02/18).

Sebagian warga yang ditemui wartawan Salakanews mengatakan, banjir yang melanda rumah penduduk sering kali menyebutnya sebagai banjir tahunan, hal itu lantaran warga sekitar sudah tidak merasa asing.

” banjir seperti ini memang selalu terjadi setiap tahun, dikarenakan tanggul sungai Cilemer yang belum selesai” kata Imron selaku petugas desa Suryaneun.

Itulah kenapa Imron beserta warga lainnya tak punya pilihan lain untuk mengungsi disamping kemampuan ekonomi yang terbatas juga tidak adanya alternative untuk mengatasi kondisi yang kesekian kalinya berulang. Dengan ketinggian banjir mencapai 100 cm, menjadi penghambat aktifitas warga setempat. Selain itu akses jalan yang terendam membuat anak sekolah harus berjalan kaki melewati genangan air tersebut, terkadang anak-anak yang bersekolah harus rela pulang ke rumah masing-masing dengan beberapa buku dan alat tulis yang mereka bawa dalam keadaan basah kuyup.

terlihat siswa sekolah dasar sedang berjalan melewati genangan air yang meluap di wilayah Patia, kabupaten Pandeglang.
(foto:Sela/Salakanews)

“Aktifitas kami jadi terhambat, anak-anak mau sekolah, ibu-ibu yang hendak ke pasar, bapak-bapak dan para orang tua yang mau kerja semua aktivitas di sini jadi terhambat” ucap salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya.

Sejumlah aktivis  pro pembangunan di Pandeglang  mengkritiisi kinerja pemerintah setempat yang dinilai memble, mereka menganggap Kepedulian pemerintah kabupaten Pandeglang sampai saat ini masih dipertanyakan. Pasalnya jangankan bantuan untuk pembangunan yang bersifat jangka panjang, untuk yang bersifat jangka pendek seperti bantuan berupa makanan dan obat-oabtan untuk kesehatan warga pun Sampai saat ini belum mengalir  ke mereka.

“Jelas, pemerintah baik kabupaten maupun provinsi bukan tak mampu tapi tak ada niat serius untuk mengatasi banjir tersebut masa tiap tahun  jadi langgannan banjir tak bisa diatasi” kata Eman Suyaman M.Ap selaku Pemerhati kebijakan Publik.

Sementara bagi Imron beserta warga lainnya masih berharap ada uluran tangan-tangan kemanusiaan yang datang ke pemukiman mereka.

“belum ada respon dari pemerintah mengenai bantuan ke desa kami ” ucap Imron selaku petugas desa Suryaneun.

Warga setempat memilih untuk tetap tinggal di rumah dengan sejumlah harapan agar pemerintah dapat mencari jalan kluarnya mengatasai musibah tahunan itu.

“Saya harap masalah banjir ini cepat tertanggulangi, tanggul harus segera diselesaikan” harap sekdes ds Suryaneun.

Sementara warga yang tinggal di pemukiman banjir itu berharap pada pemerintah untuk dapat memberikan solusi atas kondisi yang kerap berulag.

“kami berharap pemerintah cepat bertindak untuk nasib warga ds Suryaneun dan sekitarnya. Liat kami liat anak anak kami” ucap warga suryaneun dengan penuh harapan terhadap pemkab Pandeglang.

Camat Patia Drs. Subro Mulisi mengatakan banjir yang terjadi untuk wilayah Patia kali ini bukan karena hujan yang terus menerus, melainkan lebih berpengaruh pada air kiriman dari wilayah Lebak melalui jalur kali Ciliman, kali Cimoyan, kali Cikaduen, kali Cisata, kali Cibeureum, juga karena air pasang laut yang menghambat lancarnya air  di wilayah Patia. Selain itu pihaknya selalu memantau perkembangan warga di lokasi yang terkena banjir, menurutnya bantuan berupa sembako dan pelayanan kesehatan sudah dilakukan.

”alat evakuasi perahu juga sudah kita siapkan, tapi masyarakat tetap bertahan, karena banjir kali ini dianggap warga belum begitu luar biasa, dan kejadian ini mereka anggap sudah biasa” kata Subro Camat Patia, (kamis, 01/02/18).

Berdasarkan informasi yang dihimpun jumlah korban banjir di wilayah patia ialaha desa idaman sebanyak 590 KK dan 25Ha Sawah, desa Ciawi 160 KK dan 25 Ha Sawah, Desa Surianeun 220 KK, dan 15 Ha Sawah, sedangkan Desa Rahayu sebanyak 660 KK dan 20 Ha Sawah.

seorang anak sedang berada di tengah luapan banjir yang ada di area pemukiman penduduk.
(foto:sela/salakanews)

Namun demikian kata Subro pihak BPBD dan Dinsos kabupaten Pandeglang sudah terjun langsung memberikan sembako dan air bersih, meski belum terpenuhi sesuai kebutuhan.

Terpisah kepala Dinas PUPR kabupaten Pandeglang Sarif Hidayat  saat dikonfirmasi via telepon tidak bisa dihubungi. Nomor handpone yang dituju dalam keadaan tidak aktif.

Sementara H.Dadi Kepala BPBD kabupaten Pandeglang saat dihubungi via WhatsApp tidak menanggapi pertanyaan wartawan. Selain itu beberapa anggota dewan baik dewan yang ada di kabupaten maupun provinsi tak satupun menjawab pertanyaan yang dilayangkan tim Salakanews.

Yangto SH.MH, Misalnya ketika dikonfirmasi via WhatsApp, tidak memberikan jawaban, pertanyaan yang dikirim tim salakanews hanya dibaca. Beberapa saat kemudian membalas whatsApp Salakanews dengan mengarahkan untuk menghubungi BPBD.

“sudah kang Pemda sudah menyiapkan melalui BPBD, tinggal akang konfirmasi saja ke BPBD” katanya.  Lain lagi dengan Fitron anggota wakil rakyat provinsi Banten Dapil Pandeglang selaku ketua komisi V saat dihubungi tidak membalas pertanyaan wartawan, Hingga berita ini diturunkan.

(sela/tam)