Pandeglang, salakaNews – Pekerjaan P3 GAI SUTRA di desa Surianen kecamatan Patia, kabupaten Pandeglang diduga asal Jadi. Hal itu terlihat dari hasil pekerjaan tidak sesuai kaidah kontruksi bangunan.
Berdasarkan pantauan salakaNews.com didampingi Mantan Konsultan Irigasi dan Bangunan saat ke lokasi pekerjaan menemukan, antara bangunan irigasi yang difungsikan untuk mengairi persawahan tak sesuai dengan yang diharapkan.
Alih-alih bukannya memperlancar pengairan sawah malah menyulitkan para petani.
Saripin mantan konsultan menyebut, kondisi itu tidak hanya satu lokasi namun ada hal serupa di lokasi lain. Diantaranya Desa Babakan Kesik, dimana pesawahan dengan mengandalkan tadah hujan, temuan kedua yakni di Desa Surianen, Ketinggian saluran inti/sekunder ada di bawah saluran tersier.
Para pekerja saat diminta untuk menunjukan letak STA(Stasioning) 0 berada langsung mengarahkan ke dekat kali.
“Itu pak STA 0 di dekat kali” kata pekerja yang enggan menyebutkan namanya.
Setelah dilakukan pengecekan hasil STA (Stasioning) menunjukkan 00. 00 dengan STA akhir di pinggir jalan raya. Bila kondisinya demikian lanjut Saripin, maka dinas terkait harus bertanggung jawab.
“Apakah masuk akal air akan naik ke STA akhir dengan kondisi elevasi makin tinggi” ujar Saripin. Seraya mengatakan, pekerjaan tersebut terkesan tidak profesional, bahkan ia menuding Pekerjaan itu dilakukan oleh pengusaha kontruksi yang belum memiliki sertifikat profesi.
Ia juga menuding jika Konsultan Perencana Pendamping P3 GAI SUTRA diduga tidak melakukan pemantauan ke lokasi pekerjaan.hal itu karena bila saja dilakukan pengecekan terlebih dahulu tidak mungkin hasilnya seperti itu.
“Pasti tau elevasi saluran inti /sungai yang akan mengairi P3 GAI SUTRA . Posisi elevasi-nya ada di bawah” katanya.
Sementara Jamin (47), petani yang sawahnya berdampingan dengan pekerjaan tersebut mengatakan, saluran yang dibangun P3GAI tersebut di desa Surianen dipastikan tidak akan berdampak secara signifikan pada persawahan petani, hal itu karena saluran induknya ada di bawah. Itu artinya perairan dari bawah tidak mungkin bisa mengalir ke dataran tinggi.
“Apakah air akan loncat ke saluran yang di kerjakan oleh P3GAI SURTA Desa Surianen,” ujarnya penuh tanya.
Terpisah Budi Konsultan pendamping di dua desa yakni desa Babakan Keusik dan Surianen, Patia mengatakan, air tersebut akan di salurkan dengan menggunakan alat mesin pompa diesel 6 Inci. Hal itu karena lokasi pesawahan masih menggunakan tadah hujan, meski di papan informasi P3 GAI SUTRA tidak tertulis program Pompanisasi.
“iya pak, karena lokasi tadah hujan,” kata Budi. Selain itu lanjut dia lokasi pekerjaan tersebut bukanlah inisiatifnya, melainkan dari masyarakat dan petani. Budi mengaku hanya sebatas mendampingi pekerja yang tiap hari dilaksanakan.
“untuk lokasi itu yang menentukan bukan saya pak, saya hanya mendampingi progress pekerjaan setiap hari, kubikasinya berapa, panjangnya berapa dan lain-lain” tandasnya.
(Red)