Pandeglang, salakaNews- Peduli Tragedi Gempa Donggala dan Palu. Pengurus Komisariat Pergerakan Mahawisiswa Islam Indonesia (PK PMII) Babunnajah melakukan aksi galang dana untuk korban bencana alam (Gempa dan Tsunami) di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah (Sullteng). Penggalangan dana dilakukan di sejumlah titik di wilayah Menes dan sekitarnya. yaitu di pertigaan Cimanying, Alun-alun Menes, serta pasar Menes.dimulai pada pukul 14.00 WIB, Senin(08/10/18)
Arul, ketua satu Bidang kaderisasi komisariat PMII Babunnajah mengatakan, penggalangan dana ini merupakan suatu bentuk kepedulian kepada sesama sebagai bagian dari anak bangsa yang turut berduka dalam musibah bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah, yakni di palu dan Donggala.
Sementara hasil yang didapat dari penggalangan dana itu kurang lebih sebesar Rp.1.298.000.
“Dari pukul 14.00 alhamdulillah dana yang terkumpul kurang lebih sebesar satu juta dua ratus sembilan puluh depapan ribu (Rp.1.298.000.)”katanya
Meski tak banyak dari penggalangan dana yang dilakukan Arul bersama mahasiswa yang lain sudah menunjukan solidaritas dan keprihatinan pada korban gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala, pihaknya berharap semoga n bantuan itu dapat memberikan manfaat bagi para korban gempa.
“Walau tidak banyak bantuan yang dapat kita berikan akan tetapi semoga bisa memberikan manfaat bagi korban atau saudara kita yang terkena musibah gempa di Palu Sulawesi tengah.”Harapnya.
Pantauan salakaNews.com Aksi galang dana yang dilakukan mahasiswa tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat sekitar. Ade Supandi guru yang mengajar di salah satu SMK di Pulosari mengatkan aksi itu mencerminkan kepekaan atas apa yang diderita oleh warga palu dan Donggala terlebih masyarakat Sulawesi Tengah, hal ini menunjukan bahwa kita masih punya rasa kemanusiaan, rasa kepedulian ini harus terus dipupuk dan dipertahankan. Tak hanya pada bencana tapi juga pada masalah masalah lainnya.
“rasa kepedulian itu harus terus dipupuk dan dikembangakan tidak hanya di dunia kampus dan akademis, tapi juga ketika mereka (mahasiswa) sudah keluar dari kampus, rasa (kemanusiaan) itu harus terus ditumbuh kembangkan dalam kehidupan sehari-hari” ujar Ade Sopandi
Lebih lanjut det-det (sapaan akrab Ade Sopandi-red) masalah kemanusian saat ini mulai krisis, itu artinya dunia pendidikan baik di sekolah maupun dunia kampus harus terus dikembangkan dan direalisasikan, karena kata dia hanya di di sekolah dan akademis lah nilai-nilai Humanisme itu harus terus digalakan.
Nilai-nilai kemanusiaan itu harus tetap dikembangkan dan ditanamkan pada generasi millennial itu, karenanya tanpa itu, Indonesia akan kering dari nilai Humanisme” tandasnya.
(syam/tam)