Kisruh DPRD VS Pemkab Muaro Jambi Terkait Kegiatan Belajar di Masa Pandemi COVID-19

0
194
views
ilustrasi virus corona (foto: tangkapan layar)

Wali Murid Minta KOMISI I Desak Pemda Muaro jambi berani Mengambil Keputusan Untuk Belajar Tatap Muka

Muaro Jambi, salakaNews.com – pro-kontra aturan belajar tatap muka di tengah pandemi COVID-19 masih terus menuai polemik.
Ketidak pastian hingga kapan pandemi COVID-19 berakhir membuat para pengambil keputusan berbeda pendapat dalam memandang persoalan.

Terutama di Pemda Kabupaten Muaro jambi, antara eksekutif dinas pendidikan dibawah komando Bupati, dengan legislatif sebagai refresentasi dari wakil rakyat bersilang pendapat mengenai ini.

Versi eksekutif melalui Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan telah menyampaikan kebijakan kepada Kordinator pengawas (Korwas), Korwil( koordinator wilayah) Pendidikan, Kepala Satuan Pendidikan (PAUD/TK, SD, SMP) Se-Kabupaten Muaro Jambi, bahwa pendidikan saat ini masih dibatasi dengan tidak melakukan tatap muka, itu artinya siswa tetap berada di rumah dan tidak boleh ke sekolah.

Pemda beralasan dengan melihat perkembangan peningkatan resiko penyebaran wabah Covid-19 di Muaro jambi maka pembelajaran tatap muka di Kabupaten Muaro jambi belum bisa dilaksanakan sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.(31/1/21).

Sementara hal berbeda ditanggapi oleh Ulil Amri selaku sekretaris Komisi I yang membidangi Pendidikan DPRD Muaro Jambi, menurutnya kebijakan tersebut dinilai kurang tepat, hal itu lantaran banyaknya aduan masyarakat kepadanya belajar seperti itu sangat tidak efektif, bahakan justru sangat banyak mudharatnya, satu contoh, anak-anak disuruh belajar dengan menggunakan HP, yang terjadi bukan digunakan untuk belajar malahan bermain game.

Meski tak sedikit pula yaang memanfaatkannya dengan belajar. Tetapi lebih besar digunakan bukan kegiatan belajar. Oleh karena itu ia meminta Pemda harus berani mengambil keputusan.

“Pemerintah Muaro Jambi harus berani ambil keputusan untuk memulai buka sekolah, belajar secara tatap muka” kata Ulil Amri.

Ulil mengaku banyak Orang tua murid protes jika anak-anak mereka sudah bosan belajar daring, dan menurut sebagian besar masyarakat atau wali murid menginginkan belajar tatap muka, karena kebanyakan anak-anak yang belajar dengan menggunakan Hp justru hanya untuk bermain game dan nonton YouTube, Anak sudah merindukan sekolah dan bertemu dengan guru mereka.

“Tadi saya juga berkomunikasi dengan kadis kesehatan Muaro jambi, dan keterangan dari beliau pasien covid di rumah sakit nol alias sembuh semua, sedangkan OTG yang diisolasi di BKD cuma 29 orang.” Papar Ulil Amri.

Ia menambahkan, jika kriteria sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka yang pertama harus berada di zona hijau, zona kuning dan diperluas kepada daerah yang ber zona orange, maka Muaro jambi masih dalam kategori Zona aman.

“Jika Faktor Zona yang menjadi pertimbangan pemda kita sama-sama ketahui kecamatan Kumpeh ulu, kumpeh ilir, bahar utara dan bahar selatan merupakan zona hijau. sekernan zona Kuning,” Papar Ulil Amri.

Ulil Amri juga berharap, belajar tatap muka bisa dilakukan secara bertahap dimulai dari zona hijau dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan dengan koordinasi yang baik dengan stakeholder di desa, kecamatan, puskesmas dan yang lain.

” Kan secara bertahap bisa dilakukan tatap muka tidak harus belajar tiap hari, dan saya berpendapat 8 jam cukup dalam satu hari, bisa diawali 2 kali seminggu dan dengan durasi jam disingkat kan.” Ujarnya.

Tambahnya lagi, Alasan pemda muaro jambi belum berani buka sekolah pertimbangannya harus jelas dan haruslah dipublikasikan dengan jelas ke masyarakat luas agar masyarakat mengerti dan tidak kebingungan.

“Pemda Harus berani ambil keputusan yang tepat agar anak anak muaro jambi tidak menjadi generasi yang bodoh dengan bisa belajar ketemu GURU nya langsung, dari pada anak-anak di rumah juga mereka bermain di luar rumah dan tidak terkontrol oleh orang tua lebih bagus di sekolah di Kontrol oleh Gurunya langsung.” Tegas Ulil Amri.

Terkait Rapat yang sudah dilakukan oleh Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan serta kepala BPBD Muaro jambi bersama Bupati beberapa waktu lalu yang tidak melibatkan Anggota DPRD Ia mengaku jika dalam waktu dekat permasalahan PKBM masih belum mendapatkan kejelasan akan memanggil instansi terkait.

“Kalau tidak ada perkembangan, ya pasti kita panggil Instansi terkait.” Pungkasnya.

Terpisah salah seorang kepala sekolah SMPN di kabupaten Muaro jambi yang namanya enggan dipublis mengatakan jika sekolah-sekolah di muaro jambi sudah membuat surat pernyataan persetujuan belajar tatap muka dan di tenda tangani di atas materai dan hasilnya sudah di serahkan ke dinas pendidikan dan kebudayaan

“Hanya ada beberapa orang tua murid yang tidak setuju belajar tatap muka selebihnya setuju, dan selaku kepala sekolah Saya ngikut pimpinan saja.”Kata Kepala Sekolah SMPN itu.

Editor: tam
Reporter: M Syukri