Ini Lho 3 Negara Dengan Tingkat Kematian Terendah di Dunia Akibat Covid-19

0
463
views
(Foto : Anadolu)

SALAKANEWS.COM –  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis angka kematian di seluruh dunia akibat COVID-19, hingga kini tercatat sebanyak 37 ribu orang, jumlah tersebut diprediksi bakal terus meningkat seiring penyebarannya  yang cepat di lebih 150 negara.

Selain itu WHO juga mencatat tingkat kematian global hingga selasa (31/3) mencapai 4,8 persen dari total 786.973 kasus.

berdasarkan data yang di rilis Worldometers, meski julmlah kematian terus meningkat namun jumlah pasien yang dinyatakan sembuh lebih besar. Pasien yang dinyatakan sembuh di seluruh dunia mencapai 165.932 orang atau sekitar 21,07 persen dari keseluruhan kasus yang ada.

Sementara itu, Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol merilis jumlah kasus dan korban jiwa saat ini lebih tinggi dibandingkan China, Negara tempat asal virus berkembang.

Berbeda dengan kondisi Amerika, Italia, dan Sepayol, ditengah meluasnya kasus covid-19, ternyata ada sejumlah negara yang mencatatakan tingkat kematian yang relatif rendah dibandingkan negara lain. Mereka adalah Singapura, Jerman dan Korea Selatan.

Singapura

Tingkat kematian akibat virus corona di singapura hanya mencapai 0,34 persen atau sekitar 3 jiwa dari total 879 kasus. Bukan hanya jumlah korban jiwa yang sedikit tapi kasus Covid-19 di negeri singa ini terhitung kecil menurut keterangan dari Worldometers.

Padahal singapura merupakan negara beresiko tinggi karena kedatangan wisatawan asing untuk perayaan tahun baru imlek. Salah satu keberhasilan negeri tersebut ialah pemerintahnya cepat tanggap dengan melarang datang wisatawan asal China sejak awal Januari.

Singapura , Covid-19-(foto: CNA)

Meski kebijaka tersebut menuai kontroversi, WHO bahkan sempat menyarankan agar larangan itu tidak diikuti oleh negara lain. akan tetapi hasilnya justru cukup signifikan.

Antisipasi lain juga dilakukan oleh pihak pemerintah, Lee Hsien Loong, perdana menteri Singapura, sejak awal mempersiapkan skenario terburuk penanganan covid-19. Strategi kontroversial seperti halnya penanganan SARS pada 17 tahun lalu, dengan membuat komunitas terinfeksi dan membangun kekebalan tubuh terhadap virus.

Pemerintah juga melakukan pengujian virus secara masif dan melakukakn transparansi penyebaran serta penambahan kasus secara berkala. Lebih dari 2000 dalam sehari telah melalui tahap pengetesan corona.

Untuk mencegah penyebaran virus pemerintah juga menerapkan aturan wajib karantina di rumah terhadap warganya dan tak segan menindak pelanggar yang nekat kelur rumah dengan memberikan dakwaan pidana.

Jerman

Jerman termasuk negara yang memiliki kasus korona terbesar kelima dunia dibawah Amerika Serikat, Italia, Spanyol dan China yaitu sebajyak 67.780 kasus. Namun pada tingat kematiannya Jerman relatif rendah yaitu sebesar 0,96 persen. Ditengah tingginya jumlah pasien corona, hanya 648 pasien dinyatakan meninggal dan 17.220 orang dinyatakan sembuh.

Sejumlah ahli mengatakan rendahnya tingkat kematian di negeri Panser itu, karena cakupan pengujian yang dilakukan secara luas.

(foto: entertainmentlake, Germany)

Sebagaimana dilansir dari Time (Maret/30), Direktur Institute Epidemiologi University, Dietrich Rothenbacher, mengatakan,  strategi pengujian yang diterapkan Jerman jauh lebih luas dibandingkan negara-negara yang berjuang melawan corona,Negara tersebt meluncurkan alat tes covid-19 dengan sangat cepat sehingga Jerman lebih siap dalam mendata penyebaran pasien positif corona.

Diawal kemunculan kasus corona pada Januari lalu Jerman mengembangkan metode terdepan untuk menguji banyak orang. Pengujian dilakukan hingga ke tingkat negara bagian dan pelosok daerah, diikuti perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak cepat memproduksi sekitar 1,4 juta alat tes massal.

Presiden utama badan kesehatan masyarakat Jerman, Lother Wieler, menyatakan, Laboratorium memiliki kapasitas pengujian sebanyak 160 ribu per minggu.

Korea Selatan

Negara ini sempat menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus virus corona tertinggi setelah China, namun tingkat kematian akibat virus ini terhitung rendah yaitu sebesar 1,65 persen dari total 9.789 kasus.

Sejauh ini jumlah korban jiwa di negeri Ginseng sebanyak 162 jiwa dan 5.408 orang dinyatakan sembuh. Faktor utama rendahnya kematian di Korsel merupakan hasil dari layanan kesehatan nasional yang kuat dengan tingkat pengujian yang luas dan murah.

(foto: alinea-id)

Kwon Jun Wook, wakil direktur jenderal Korea Selatan for Disease Control and Preventation, mengatakan, Korsel memiliki kapasitas 20 ribu pengujian virus Corona per hari dengan harga yang sangat terjangkau. Pengujian bahkan diberikan secara gratis bagi masyarakat yang terpapar corona.

Mengutip Anadolu, Korsel mencatat setidaknya 364.942 orang telah melakukan pemeriksaan virus corona, sebanyak 341.332 orang dinyatakan negatif sementara 14.369 sisanya masih menunggu hasil.

Sebagaimana dilansir dari CNN, beragam inovasi layanan kesehatan dan kesigapan pemerintah pusat dengan tim kesehatan inilah kunci dari strategi meminimalisasi jumlah penyebaran virus corona. Alat-alat seperti kamera termal dipasang di gedung-gedung dan tempat umum untuk mendeteksi demam sehingga orang yang terpapar virus bisa dengan cepat ditangani.

Kendati jumlah infeksi domestik sudah menurun, aturan untuk jaga jarak dan membatasi aktivitas di luar masih berlanjut hingga 5 April mendatang.

Editor: tam

Penulis: Ifan