GA 212, Aa Gym: “Itu Adalah Panggilan Hati!”

0
631
views
massa alumni 212 di kawasan monas dan sekitarnya, jakarta. (foto: salakaNews)

Jakarta, salakaNews- Gerakan Alumni (GA) 212 yang diselenggarakan di Monas, pada Minggu, (02/12 2018) terlihat bak seperti lautan yang meliputi kawasan Jakarta. Peserta aksi tak hanya sekedar memenuhi kawasan Monas, tapi juga meluber memenuhi kawasan lainnya. seperti yang terpantau salakaNews, dimulai dari kawasan BI, Wisma Antara, Harmoni, Patung Kuda, Istana, Komplek kementrian, dan beberapa tempat lainnya.

Jutaan orang yang menghadiri jalannya reuni aksi super damai 212 ini memberikan titik kejut yang luar biasa bagi dunia islam, Gegap gempita dan semangat para peserta aksi yang berbondong-bongong datang ke Jakarta bukan tanpa alasan, hal itu didorong oleh beberapa sebab  menunjukan bahwa Peserta datang dipastikan dari panggilan hati.

Seperti yang disampaikan KH Abdullloh Gym Nastiar atau lebih sering disapa Aa gym, menurutnya bergeraknya massa memenuhi kawasan Monas dan sekitarnya bukan tanpa sebab, itu semua karena panggilan hati, dan juga disebabkan oleh faktor lain. gerakan ini kata Aa Gym, merupakan luapan dari sebuah tekanan yang disalurkan oleh sebagian ummat islam di Indonesia.

“Harusnya jika dilihat secara seksama, pemerintah mestinya harus berterima kasih dengan adanya aksi ini, karena aksi yang super damai seperti ini belum pernah ada di dunia mana pun dengan jumlah yang sekian banyak, penuh damai, tidak anarkis, santun dan tidak menimbulkan huru-hara” kata Aa Gym saat wawancara langsung dengan TVOne pada Minggu Pagi (2/12).

Aa Gym (KH. Abdulloh Gym Nastiar, Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung, Jawa Barat)

Meski tidak menghadiri aksi damai 212 di Monas, Aa Gym yang pada saat bersamaan sedang merayakan milad pesantren Daarut Tauhiid yang diasuhnya mengatakan, tidak ada satu pun baik partai, kelompok organisasis atau pun pigur di Indonesia yang bisa mengumpulkan massa sebanyak itu, karena ini menyangkut dengan panggilan hati.

“Karena ini adalah panggilan hati, harusnya para pemikir dan para tokoh politik mencerna soal ini, kenapa ada orang yang rela mengorbankan harta, waktu, dan tenaga, hingga ia rela mealkukan itu” katanya.

Apakah karena itu ajakan dari partai, atau pilihan seseorang? itu sebabnya gerakan ini didasari dari ghirah terhadap agamanya, ini semata menunjukannya kepada islam. selain momentum digelarnya demi solidaritas dan persatuan islam, menjadi bagian dari dorongan untuk tergerak datang ke acara itu atau karena banyak penyebab lainnya, gerakan aksi damai ini begitu menggelora.

Peristiwa ini kata dia, tidak bisa diprediksi sebelumnya, sekalipun barangkali dilakukan oleh badan Intelegen negara (BIN) melalui strategi-strategi lainnya yang bisa menimbulkan gerakan ini.

Ada beberapa paktor terjadinya aksi ini sehingga atmosper yang muncul tak bisa dibendung dalam meluapkan perasaan peserta aksi; pertama ada banyak masyarakat yang merasa adanya ketidak adilan, sehingga mereka terpanggil dan merindukan rasa keadilan, seperti disematkan sebagai kelompok radikal, intoleran, dan sebagainya.

“Seakan-akan kami dianggap tidak mencintai negeri ini, ada gejolak kepediahn ini, kemana menyalurkannya, media juga hanya sedikit yang menyiarkan, selebihnyakan tidak begitu berpihak. Seakan-akan kami dianggap tidak mencintai negeri ini, ada gejolak kepediahn ini, kemana menyalurkannya, media juga hanya sedikit yang menyiarkan, selebihnya kan tidak begitu berpihak” ujarnya.

massa gerakan alumni 212 di kawsan monas jakarta dan sekitarnya. (foto: dok)

Rasa ketidak adilan itu lanjut Aa Gym, semakin banyak, dan tida bisa dicegah ketika ingin mengungkapkannya, namun lebih hebat lagi cara mengungkapkannya itu dengan keindahan, diantaranya dengan akhlah yang baik, senyuman, dan kesantunan,

“oleh Karena itu harusnya bangga bangsa ini jika menyikapnya dengan hati”  tandasnya.

Dari sini kemudian banyak pihak dari ummat islam ingin menyalurkan perasaanya. Rasa ketidak adilan ini kata dia, semakin banyak dan tida bisa dicegak ketika ingin mengungkapkan kerinduan ini, namun menariknya mereka (massa aksi) dapat mengungkapkannya dengan cara yang indah, dengan akhlah, senyuman, kesantunan.

“oleh karena itu harusnya bangga bangsa ini jika menyikapnya dengan hati, lebih bijak, arif, dan mementingkan kebersamaan” harapnya.

Aa Gym juga menyayangkan sejumlah media massa nasional baik elektronik maupun cetak tidak menyangkan peristiwa bersejarah ini. meski begitu hanya hanya ada sedikit media nasional yang memberitakannya, salah satunya TVOne,(Elektronik), Rakyat Merdeka, dan Republika (cetak).

Selain itu ada juga massa yang sengaja ikut aksi itu bagian dari solidaritas dan persatuan umat islam, yang mana pada titik inilah harapan itu muncul, bahkan beberapa warga datang dari berbagai daerah. Alhasil stasuin kereta Api di Jakarta penuh sesak oleh massa aksi 212.

(redaksi)