Kota Tangerang, salakaNews.com – Kelompok Kerja ULP kota Tangerang, dinilai tak menunjukan profesionalitas dalam melaksanakan pengadaan sejumlah tender projek pembangunan di wilayah kota Tangerang. Hal itu terungkap dari adanya reaksi sejumlah elemen masyarakat peduli pembangunan kota Tangerang ketika melakukan aksi di depan kantor walikota Tangerang.
dalam orasinya mereka menilai kelompok kerja unite lelang proyek (Pokja ULP), tak menunjukan tabiat baik dalam mengumumkan sejumlah pemenang projek yaang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, hal itu terkesan tak siap dalam mengumumkan siapa hasil pemenang tender.
Menyikapi masalah tersebut Jaringan Pemuda Peduli Tangerang (JPPT) meminta walikota Tangerang, Arief Wismansyah untuk mengevaluasi kinerja bawahannya tersebut.
Hal ini bila dibiarkan berlarut-larut akan berdampak pada etos kerja pemerintah kota, Jumat (01/10)
“Jangan sampai ketika sebuah pekerjaan atau kegiatan yang sudah digelar lelang itu akan dibatalkan dengan alasan yang tidak masuk akal. Salah satu contoh kasus yaitu, lelang pengadaan belanja pakaian olahraga di Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora),” ujar Andri dalam orasinya di depan pusat pemerintahan kota Tangerang. Jum’at (01/10).
Kata dia, kalau memang kegiatan tersebut belum siap dalam perencanaannya atau ada persyaratan yang kurang dari penyedia jasa, seharusnya dari awal lelang tersebut di batalkan.
“Dari awal dong kalau memang kegiatan tersebut tidak memenuhi syarat dan akan dibatalkan,” cetus Andri.
Disinilah mulai terlihat ketidak beresan panitia lelang (Pokja ULP) di Kota Tangerang dalam menggelar proses lelang pengadaan barang dan jasa.
Selain itu pihaknya juga mendesak agar Sekda Kota Tangerang turun tangan dalam membenahi kinerja Pokja tersebut.
“Kami minta Sekda turun dan membenahi kinerja Pokja. Mereka harus transparan dan akuntabel, jangan kongkalingkong dan barbau nepotiame,” ucapnya.
JPPT juga berencana akan mengawal masalah tersebut hingga tuntas, mereka menilai bukan tidak mungkin, tindakan koruptif dimulai dari cara yang kotor termasuk kolusi dan nepotisme. Sehingga menghasilkan pekerjaan itu nanti akan bermuara pada tindakan koruptif. Tandasnya.
Editor: tam
Kontributor: ZIE