Pandeglang, salakaNews- Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, pemerintah baik daerah, provinsi, maupun pusat menggelontorkan ratusan miliar untuk mencegah dan memutus rantai virus tersebut.
Bantuan-bantuan, seperti BST dan BLT ataupun bantuan yang lain diberikan kepada masyarakat yang terdampak virus corona.
Namun, bantuan tersebut ternyata tidak pernah dirasakan oleh sepasang lansia yaitu Toyib (93) dan Rasminah (76) warga RT O4 RW 2, Cibungur Masjid, Desa Cibungur, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang Banten.
Kedua lansia ini tinggal di gubuk yang berukuran panjang sekitar 6 meter dan lebar 4 meter, rumah tak layak huni itu hampir roboh dengan lubang yang terlihat di beberapa titik.Ia terus berusaha tegar dengan bertahan hidup di tengah masa krisis yang semakin menekan kehidupannya.
Rasminah bercerita, bahwa suaminya sudah cukup lama menderita sakit di bagian matanya sehingga tidak bisa melihat dan kini suaminya hanya bisa terbaring di atas pelupuh yang terbalut tikar tanpa fasilitas kesehatan, pasangan yang menikah tahun 1970 itu tidak dikaruniai anak.
“Sakit pak Toyib sudah tahun-an, dan sampai sekarang belum pernah di bawa ke Puskesmas atau pun ke tempat pengobatan lain. Sebab tidak ada uangnya, hanya mengandalkan obat dari warung” keluh Rasminah, Sabtu (11/7/20).
Dengan lirih Nenek Rasminah pun bercerita kembali, bahwa dirinya hanya bertahan hidup dengan mengonsumsi beras dari pemberian tetangganya, ia mengaku hanya bisa berharap agar mendapatkan bantuan dari pemerintah, lantaran selama ini Rasminah tidak mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Desa, Kecamatan, Daerah, Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
“Kami orang ga sekolah pak, gak tau apa yang namanya bantuan. Kami belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti BLT Dana Desa, BST Provinsi, BST Pusat, BPNT, ataupun PKH.” Lirih Rasminah dengan raut wajah yang memelas dan mengharapkan uluran tangan dari Pemerintah dan Para Dermawan. (Land)
