Mengenal Lebih Dekat Sabilul Alif, Ajudan Wapres Ma’ruf Amin

0
668
views
Sabilul Alif, pernah menjabat kapolres Tangerang kota dan kini diberikan amanah sebagai ajudan wakil presiden Ma'ruf Amin (foto: dok)

Jakarta, salakaNews.com – Sabilul Alif  yang pernah menjabat Kapolres Tangerang Kota dikenal sebagai sosok polisi yang religius. Bahkan masyarakat menyebut Sabilul dengan predikat polisi santri. Hal itu tak lepas dari rajinnya Sabilul membangun komunikasi dengan kalangan ulama dan komunitas pondok pesantren.

Pada peringatan hari Santri tahun 2017, Sabilul menginisiasi wakaf 1000 kitab kuning untuk para santri, langkah itu sebagai bentuk kepeduliannya terhadap proses pembelajaran di dunia pesantren.

Hal itu tak lepas dari latar belakang pendidikan Sabilul yang pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Sehingga jiwa santri mengalir di darahnya. Karena itu pula, ia tak pernah canggung menunjukkan takzim pada para ulama.

Sabilul dikenal dekat dengan Habib Luthfi bin Yahya. Bahkan, suatu waktu Sabilul pernah diberi uang oleh Habib Luthfi. Uang itu dapat dikatakan sebagai modal awal untuk menggelar tablig akbar di Kabupaten Tangerang.

“Saya menghadiri ceramah Habib Luthfi di daerah Curug, Tangerang. Usai ceramah, saya menghampiri beliau. Lalu beliau memberi saya sejumlah uang dan meminta saya memimpin kegiatan tablig akbar dengan tema haul akbar ulama dan pejuang Tangerang. Alhamdulillah acara dapat terlaksana,” kenang Sabilul.

Ia juga dekat dengan kalangan pemuka agama lainnya. Sabilul beberapa kali menghadiri kegiatan di gereja. Bahkan saat Misa Natal tahun 2017, Sabilul menyampaikan sambutan di hadapan ribuan jemaat di Gereja Santa Odilia, Panongan, Tangerang. Kehadirannya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan jemaat saat melaksanakan ibadah.

“Suatu hari saya pernah tiba-tiba dikunjungi Uskup Agung Jakarta Romo Ignatius Suharyo yang sekarang sudah menjadi Kardinal,” ucap Sabilul.

Ma’ruf Amin dan Istri didampingi Sabilul Alif (kedua dari kanan) (foto: dok)

Polisi Inovatif

Sabilul dikenal sebagai polisi yang inovatif. Di mana pun ia ditugaskan, selalu ada gagasan untuk membuat inovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan. Di Polres Kota Tangerang, Polda Banten, ia merumuskan program Tangerang Jawara.

Sematan kata “Jawara” adalah akronim dari “Jadikan Wilayah Aman, Nyaman, dan Kreatif”. Sehingga bila digabung “Tangerang Jawara” adalah “Tangerang Jadikan Wilayah Aman, Nyaman, dan Kreatif”.

Program Tangerang Jawara adalah program yang menghimpun 8 program turunan. Kedelapan program turunan itu adalah Polisi Cermah Kamtibmas Sebelum Salat Jumat/kepada Jemaat (Pos Khidmat); Polisi Peduli Perempuan dan Anak (Pos Purna); Polisi Cinta Siswa, Pemuda, dan Edukasi (Pos Cisadane), dan Polisi Peduli Pekerja dan Penganggur (Pos Jagur).

Selain itu, ada Polisi Ngobrol Koordinasi Bersama Warga Jaga Kampung (Pos Ngariung); Polisi Patroli Santai Bersama Masyarakat (Pos Laksa); Polisi Bersama Komunitas dan Netizen Tangerang (Pos Benteng); dan Tangerang Police Online.

“Delapan program itu adalah astha karya tama yang dirancang untuk meniadakan jarak antara polisi dan masyarakat,” terang Sabilul.

Bukan hanya program, Sabilul juga merilis beberapa inovasi berbasis teknologi informasi. Inovasi dalam bentuk aplikasi itu diantaranya Elektronic Monitoring Alokasi Dana Desa (E-MADD), M-Patko Sabhara, M-Lantas, Elektronic Criminal Justice System (E-CJS), Elektronic Public Address (EPA), dan interface gateway yang dapat mengubah fungsi telepon genggam layaknya HT.

Sebelum mengukir inovasi di Polres Kota Tangerang, Sabilul juga sudah melahirkan berbagai inovasi pada penugasan sebelumnya.

Saat menjabat Kepala SPKT Polda Jatim, ia menggagas Aplikasi Jawa Timur dalam Genggaman Berbasis Satu Desa Satu Polisi. Aplikasi itu diresmikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo pada Juni 2012. Aplikasi itu juga tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia(MURI) dan mendapat hak atas kekayaan intelektual (HAKI).

Kemudian, saat dirinya menjabat Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, ia juga membuat terobosan dalam bidang lalu lintas. Terobosan itu ia desain sebagai langkah pendekatan kepada masyarakat.

Sabilul pun membuat program inovasi Kanalisasi Lajur Kiri (Kalkir), Jangan Menerobos dan Menghambat Lampu Merah (Jembatan Merah),  Surabaya Taat Marka Jalan (STMJ) Kendaraanku Sehat dan Lengkap (Slaman Slumun Slamet dan Ransel).

Saat menduduki jabatan Kasat Lantas Polrestabes Surabaya itulah Sabilul kembali mencatatkan rekor saat melakukan penindakan kendaraan roda dua yang tidak sesuai spesifikasi teknis pada malam Tahun Baru 2013. Saat itu ia menindak 1131 kendaraan dalam waktu 4 jam yang masuk rekor MURI.

Perjalanan karier membawa Sabilul untuk menahkodai Polres Bondowoso. Ia kembali melakukan gebrakan inovasi dengan tagline “Bondowoso Kota Tape”. Kata “Tape” adalah akronim dari tertib, aman, proaktif, dan peduli, serta religius.

Seperti halnya Tangerang Jawara, program Bondowoso Kota Tape pun memiliki turunan program yaitu Polisi Siaga Setiap Pagi (Pos Tape), Polisi Sabtu Sinergi Kemitraan dengan Masyarakat (Pos Sagita), Bersama Polisi Ciptakan Keamanan Tanpa Anarki dan Pelanggaran (Besek Tape), dan Pos Khidmat.

Setelah dari Bondowoso, Sabilul dialihtugaskan ke Polres Jember. Seperti pada penugasan sebelumnya, di Jember ia pun merumuskan program inovasi. Di Polres Jember, ia namakan program inovasi dengan nama Nawa Karya Tama atau 9 karya utama.

Kesembilan karya utama itu meliputi Polisi Patroli Tiap Pagi dan Sore (Pos Proltape), Polisi Warga Cangkrukan dan Koordinasi (Pos Wedang Cor), Polisi Peduli Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa (Pos Papuma), Pos Jagur, dan Pos Khidmat.

Selain itu, ada Polisi Peduli Pariwisata dan Dunia Kreatif (Pos Perwira), Pos Sagita, Jember Police Online (Jempol), We are Ready (WAR), dan E-CJS. Tiga inovasi terakhir adalah inovasi berbasis teknologi informasi.

Editor: tam